Mohon tunggu...
Ahmad Agus S
Ahmad Agus S Mohon Tunggu... Guru - Pendidik - Mahasiswa

Saya seorang Tenaga Pendidik Madrasah dan Mahasiswa Pascasarjana. Konten Favorit Pendidikan, Keluarga, Kesehatan, Sains, Humor dan Religi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Persamaan Gender atau Pergeseran Kodrat Wanita?

19 September 2022   10:09 Diperbarui: 19 September 2022   10:28 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Membahas soal Gender memang menjadi topik yang sangat menarik untuk disimak antara gender dengan perempuan apakah ada keterkaitan?

Sebelum kita membahas lebih jauh tentang gender sebaiknya kita kenali dulu apa itu gender.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (BBI), Gender memiliki makna sederhana sebagai jenis kelamin. Sementara dalam istilah yang dikemukakan Oakley, bahwa gender adalah lebih dari sekedar perbedaan jenis kelamin secara biologis (Oakley, 1972).

Seperti yang dikemukakan oleh Oakley bahwa gender adalah lebih dari sekedar perbedaan jenis kelamin secara biologis, artinya dia memiliki arti yang lebih luas bahwa gender tidak memandang dari jenis kelamin laki-laki atau perempuan, dengan kata lain dalam memahami gender kita bisa memaknai sebagai status dan kedudukan perempuan dalam masyarakat.

Pada tempo dulu perempuan berada dalam kondisi yang sederhana, artinya mereka hanya mendapatkan pengetahuan hanya dari keluarga mereka artinya tidak ada campur tangan pengetahuan yang mempengaruhi pola pikir perempuan, dari mulai anak-anak remaja hingga mereka menikah dan memiliki anak, pola pendidikannya berputar sebatas itu.

Keadaan ini tentunya mewarnai derajat sang perempuan dalam tatanan masyarakat.

Perkembangan zaman ternyata tidak berhenti di situ, ia kemudian menyentuh kalangan perempuan untuk memahami apa yang seharusnya ia lakukan.


Sesungguhnya dalam islam telah jelas bahwa kedudukan seorang perempuan  tiga kali derajat nya lebih terhormat dari pada seorang laki laki.

Seorang ibu sudah tentu seorang perempuan, mengapa ibu memiliki kedudukan yang mulia?

Karena ia diberi anugrah untuk meneruskan keturunan, dikatakan seorang ibu karena ia telah mengandung, melahirkan dan menyusui sehingga keberadaanya perlu di syukuri oleh setiap ibu.

Apabila seorang ibu memiliki derajat yang sedemikian hebat dimata Allah mengapa lalu harus ada kesetaraan gender, bukankah ia sudah berada dalam posisi yang mulia?

Namun keadaan ini berbeda dengan tatanan kehidupan saat ini, masyarakat dan perkembangan zaman telah membuat para perempuan ini harus berada dalam tatanan yang sederajat dengan laki laki, diantaranya ia harus berada di level parlemen misalnya, pejabat, analis, pemimpin dan sebagaianya.


Menurut hemat penulis tanpa  ada persamaan genderpun seorang perempuan akan mampu membangun berbagai elemen-elemen penting yang berada dalam tatanan masyarakat dan atau lembaga. Dari sudut apa penulis memandang?

Pertama tentu seorang perempuan yang memiliki martabat ia akan memposisikan dirinya tidak melebihi kaum laki laki, 

Kedua seorang perempuan yang mampu mengembangkan ilmu nya ia tidak akan berambisi untuk mengambil jabatan karena ia akan berfikir bahwa jabatan akan ia terima karena kemampuannya dan kepercayaan dari pihak lain.

Ketiga bagi seorang perempuan yang memiliki naluri seorang ibu ia akan tetap menjalankan kiprahnya sebagai seorang perempuan dan sebagai seorang ibu.

Keempat adanya kesempatan yang diberikan dari pihak lain akan menjadikan seorang perempuan memiliki kemampuan untuk menjadi seseorang yang bermakna dalam bidangnya.


Dari paparan di atas maka apakan perempuan itu harus setara dengan laki-laki dengan dalih persamaan gender?

Saya rasa hal yang demikian hanya akan melemahkan pihak perempuan dalam membangun citra dirinya, sebab bagi seorang perempuan tidak mesti ingin menyamakan diri dengan laki laki karena pada dasarkan mereka memiliki perbedaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun