Mohon tunggu...
Ahmad R Madani
Ahmad R Madani Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis lagu, buku, komik, dan skenario film. Alumni ponpes Jombang, Bogor, dan Madinah. Menikah dengan seorang dokter. Menulis fiksi, film, religi, dan kesehatan. Semua akan dijadikan buku. Terima kasih sudah mampir.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mikro Ekspresi dan Ajaran Islam tentang Husnuzhon

22 November 2024   10:43 Diperbarui: 22 November 2024   10:44 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://kami-inginsukses.blogspot.com/2011/03/micro-expression.html

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering berinteraksi dengan orang lain yang kadang sulit untuk dipercaya, baik karena alasan pribadi atau situasi tertentu. Kebohongan bisa menjadi masalah besar, baik dalam konteks pribadi maupun sosial. Di sisi lain, ada ilmu yang dapat membantu kita untuk memahami lebih dalam tentang bagaimana seseorang bisa berbohong tanpa mengatakan satu kata pun! Ilmu itu biasa disebut mikro ekspresi.

Mikro ekspresi adalah ekspresi wajah yang sangat singkat dan cepat, biasanya berlangsung kurang dari satu detik, yang mencerminkan perasaan atau emosi seseorang. Ekspresi ini biasanya muncul secara tidak sadar dan lebih sering terlihat ketika seseorang mencoba menyembunyikan atau menutupi perasaan sejatinya.

Menurut Paul Ekman, seorang psikolog terkenal yang meneliti ekspresi wajah dan perasaan, ada tujuh emosi dasar yang bersifat bawaan dan dimiliki oleh setiap orang, yaitu Bahagia, Sedih, Marah, Takut, Keterkejutan, Jijik, dan Penghinaan.

Ekman berteori bahwa emosi-emosi tersebut disertai oleh ekspresi wajah universal di berbagai budaya. Penelitian ilmiah telah mendokumentasikan bahwa tujuh ekspresi wajah emosi universal tersebut diekspresikan dan dikenali di seluruh dunia, terlepas dari ras, budaya, kebangsaan, agama, jenis kelamin, atau variabel demografi lainnya.

Dalam konteks kebohongan, mikro ekspresi sering kali mengungkapkan perasaan yang tersembunyi, seperti kecemasan, ketakutan, atau kebingungan, yang mungkin tidak konsisten dengan pernyataan verbal seseorang.

Berikut adalah beberapa contoh mikro ekspresi yang bisa mengindikasikan kebohongan. Pertama, keringat berlebih. Kebohongan atau kecemasan dapat memicu tubuh untuk memproduksi lebih banyak keringat. Kedua, perubahan ekspresi mata. Mata yang bergerak ke samping atau ke bawah saat seseorang berbicara bisa menunjukkan ketidakjujuran. Ketiga, gerakan wajah yang tidak konsisten. Seseorang yang berbohong mungkin tersenyum, tetapi mata mereka menunjukkan ketegangan atau ketidaknyamanan. Keempat, pupil mata yang membesar. Ini bisa menunjukkan rasa takut atau kebingungan yang sering muncul ketika seseorang berusaha menutupi sesuatu.

Mikro ekspresi bisa membantu kita mengidentifikasi kebohongan, tetapi penting untuk diingat bahwa membaca ekspresi wajah saja tidak selalu dapat dijadikan dasar untuk menyimpulkan kebohongan seseorang. Seseorang bisa merasa cemas atau tertekan karena alasan selain berbohong, seperti sedang menghadapi situasi stres atau ketakutan.

Dalam praktiknya, gabungan antara analisis mikro ekspresi dan wawasan tentang kebohongan dari perspektif psikologi atau budaya dapat memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai kebenaran dari sebuah pernyataan. Sebagai contoh, jika seseorang mengklaim bahwa mereka tidak merasa cemas, tetapi mikro ekspresi mereka menunjukkan ketegangan atau kegugupan, ini bisa menjadi indikasi bahwa ada sesuatu yang tidak sesuai dengan apa yang mereka katakan.

Dalam ajaran Islam ada yang namanya husnuzhon atau berprasangka baik. Ilmu mikro ekspresi bisa membantu seseorang lebih peka terhadap tanda-tanda emosional yang muncul pada wajah orang lain, seperti kebingungan, kesedihan, atau ketidakyamanan. Ini bisa membantu seseorang dalam menilai situasi dengan lebih objektif dan bijaksana, alih-alih langsung menghakimi atau berprasangka buruk.

Dalam Islam, kita diajarkan untuk selalu berprasangka baik terhadap sesama, terutama dalam situasi yang tidak jelas atau ketika kita belum mengetahui secara pasti apa yang sedang dialami atau dirasakan oleh orang lain. Sebagai contoh, seorang Muslim diajarkan untuk husnuzhon atau terhadap niat dan tindakan saudara-saudara sesama Muslim, meskipun mungkin ada ekspresi atau perilaku yang bisa tampak membingungkan atau tidak biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun