Mohon tunggu...
Ahmad Maulana S
Ahmad Maulana S Mohon Tunggu... Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan -

Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan // Penikmat kutak-katik kata yang gemar mengembara dari satu bait ke larik yang lainnya // Cuma seseorang yang ingin menjadi tua tanpa rasa bosan, setelah sebelumnya beranak-pinak seperti marmut atau cecurut // Salam hangat persahabatan...^_

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Desol Penulis Cabul, Apa Parameternya?

31 Oktober 2015   09:43 Diperbarui: 31 Oktober 2015   09:43 1093
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Betul, saya akui saya loss control. Dan, sekali lagi, harus jujur saya sampaikan, inilah sisi wanita yang kadang mugkin Mas Ahmad tak memahami secara rinci.

………..

Dan ini bukan masalah menang atau kalah. Saya hanya menegaskan inilah sisi kemanusiaan saya sebagai seorang wanita, yang tentu saja bukan soal gagah-gagahan, saya pun tidak berharap menuai pujian ketika distempel menang, atau kembali dicaci kala tak sanggup menahan satu di antara sekian kali hantaman.

Tatkala saya gagal sekali, apakah itu lantas menutup seluruh usaha saya? Apakah saya harus mencapai nilai 10 dalam setiap ujian?

Tidak. Saya bukan porselen atau apa pun yang mas Ahmad definisikan. Saya adalah diri saya sebagaimana adanya, yang tidak sempurna tapi berusaha makin membaik. Cobalah mengerti, Mas...

Terima kasih buat semua yang mas Ahmad lakukan, maaf kalo sikap saya mengecewakan. Salam... :)

***

Tamparan itu yang saya peroleh dari salah satu kompasianer wanita, melalui inbok K yang baru saja lahir kembali, yang tentu saya penggal kalimat utuhnya demi menyembunyikan beberapa ‘fakta privasi’ yang terkandung di dalamnya.

Sebuah tamparan yang sukses memberi rasa malas untuk saya ngalong di K, mengembalikan hadiah vote serta komen yang mereka beri di lapak saya, lengkap dengan sedikit komen ‘sok serius’ atau setidaknya masih setubuh (maksudnya satu tubuh alias masih ngonteks, dan bukannya cabul…) dengan artikel yang terposting, sebagai hadiah tulus bagi pertemanan yang pernah mereka tawarkan.

Rasa malas yang lalu memvuva menjadi pertanyaan: Salahkah saya yang hanya ingin menjadi diri sendiri? Yang tetap dan terus ingin menjadi orang bebas, yang hanya menjalin pertemanan dengan orang-orang yang memang hanya ingin berteman tanpa syarat dan tanpa sayap dengan saya, yang saya ulangi: TANPA SYARAT dan TANPA SAYAP. Walau untuk itu, beberapa kompasianers langsung menyingkir dari kolom pertemanan saya, padahal kurang akrab apa saya dengan mereka, yang bahkan jauh lebih akrab serta lebih dulu jika dibandingkan pertemanan saya dengan dirimu?

Melalui pembuka artikel ini saya hanya ingin menegas-ulang, bahwa jika kau masih berpikiran seperti itu, berarti jiwamu cemen dalam memahami arti pertemanan, yang berarti pula kau memang tak pantas berteman dengan saya, karena kau bahkan tak bisa menilai apa arti pertemanan yang sebenarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun