Mohon tunggu...
Ahmad Maulana S
Ahmad Maulana S Mohon Tunggu... Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan -

Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan // Penikmat kutak-katik kata yang gemar mengembara dari satu bait ke larik yang lainnya // Cuma seseorang yang ingin menjadi tua tanpa rasa bosan, setelah sebelumnya beranak-pinak seperti marmut atau cecurut // Salam hangat persahabatan...^_

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Artikel Utama

Dongeng untuk Jokowi #4: Sejuta Mimpi Siti

29 Desember 2015   06:29 Diperbarui: 9 Januari 2016   02:05 1931
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku terus berteriak-teriak. Hanya saja kepedulian sepertinya telah menjadi sesuatu yang amat langka di komplek lokalisasi ini, membuat lelaki tersebut kian beringas melucuti pakaianku.

Aku tetap berontak, mencakar dan memukul dengan membabi buta. Namun semua usahaku berakhir sia-sia.

Bau minuman keras kembali menyengat ketika lelaki itu menindih paksa diriku. Tangannya liar menggerayangi tubuh mungilku, meremas dadaku dengan amat kasar, dan…

Aku menjerit sejadi-jadinya saat kurasakan sebuah benda tumpul berusaha menyelusup ke dalam organ kewanitaanku.

***

Kutembus pekat malam dengan wajah bersimbah air mata. Jutaan ketakutan memburuku dari segala penjuru, menghasutku untuk berkali-kali menengok ke belakang dan berharap tak ada yang mengejar.

Dari balik tabir kegelapan, kulihat seorang bapak tua mengayuh becak. Dengan amat nekat kuhadang becak tersebut dan melompat ke atasnya.

“Pak, tolong, Pak! Tolong bawa aku pergi dari sini secepatnya…!” ratapku sambil terus menangis, membuat bapak tua tersebut langsung menggenjot becak dengan sekuat tenaga tuanya, walau dengan mimik wajah yang menyiratkan kebingungan sekaligus keterkejutan.

***

dengan kefakiran

kita guncang arasy Tuhan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun