Mohon tunggu...
Ahmad Maulana S
Ahmad Maulana S Mohon Tunggu... Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan -

Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan // Penikmat kutak-katik kata yang gemar mengembara dari satu bait ke larik yang lainnya // Cuma seseorang yang ingin menjadi tua tanpa rasa bosan, setelah sebelumnya beranak-pinak seperti marmut atau cecurut // Salam hangat persahabatan...^_

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Inilah Orang-orang Indonesia yang Anti Mainstream

17 Juli 2015   21:07 Diperbarui: 17 Juli 2015   21:07 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak terlalu buruk. Ada cukup banyak pekerjaan informal paruh waktu yang bisa meng-cover kebutuhan harian. Dan dengan sedikit kreatif bukan sesuatu yang rumit menyulap halaman samping menjadi kebun sayur organik mini, yang tentu langsung memberikan kontribusi pada hematnya pengeluaran harian yang tadi, serta banyak lagi kreatifitas lainnya dalam memenuhi kebutuhan hidup dengan cara yang amat menyenangkan, mengingatkan saya akan program Simple Life! yang pernah booming di media elektronik.

Dan kehidupan yang telah amat mengalami percepatan ini, mengingatkan saya pada banyaknya sosok-sosok yang merindukan kedekatan dengan alam, yang lebih memilih untuk meng-eliminir sebanyak mungkin kebutuhan akan benda-benda canggih peradaban, hanya demi terlepas dari biaya penggunaan dan pemeliharaannya, hanya demi bisa bekerja lebih sedikit, hingga waktu yang tersisa dapat dialokasikan untuk lebih menikmati hidup dan jati diri sebagai manusia.

Saya pribadi berpendapat tidak perlu se-ekstrim itu, karena –jika di Indonesia- kita masih bisa bergandengan dengan beberapa teknologi canggih yang bisa memperingan beban hidup, dengan tetap bekerja lebih sedikit –yang seringkali saya anggap bukan sebagai pekerjaan saking asyiknya- yang setelahnya kita tetap bisa menikmati alam dan juga hidup, hingga tetap bisa untuk terus bertahan menjadi manusia, dan bukannya mesin atau serigala.

Bagaimana cara terbaik untuk bisa menuju ke sana? Mungkin nanti akan kembali saya sambung tulisan ini, tentang negeri yang bahkan jika sumber daya alamnya habis sekalipun, tetap memiliki potensi keragaman hayati yang amat tak ternilai.

Semoga Indonesiaku tetap bisa seperti ini, kemarin, sekarang…juga nanti.

Secangkir Kopi Indonesiaku Hebat, Kompasiana-015.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun