Mohon tunggu...
Ahmad Kindi
Ahmad Kindi Mohon Tunggu... -

Master of Writing Revolution System

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ahmad Kindi Dan Buah Tin

21 Desember 2011   07:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:57 4436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik



Malam minggu yang lalu, dua orang mahasiswa menanyakan saya apa obat yang manjur untuk sakit tenggorokan. Mereka mengaku sudah beberapa hari ini mengalami sakit tenggorokan. Nah, kebetulan beberapa hari sebelumnya saya menulis tentang obat segala penyakit. Karena masih sangat segar dalam ingatan, maka saya menganjurkan mereka untuk mengkonsumsi obat ajaib tersebut.

Tapi, terpaksa maklum, namanya juga mahasiswa yang tinggal jauh dari keluarga, jangankan punya stok obat, stok sembako saja kadang-kadang minus. Sayangnya saya juga sedang tidak punya stok obat tersebut. Apa oleh buat, mereka mesti melewatkan satu malam lagi merasakan sakit tenggorokan. Hingga setelah sholat subuh mereka masih mengeluhkan rasa sakit itu. Membuat saya prihatin. Tiba-tiba saya jadi teringat sesuatu yang mungkin bisa saya manfaatkan untuk membantu dua orang mahasiswa tadi.

Saya ingat masih ada beberapa butir buah tin, oleh-oleh dari mertua yang baru pulang haji. Kenapa tidak saya berikan saja kepada mereka sambil saya katakan bahwa buah tin ini adalah obat untuk sakit tenggorokan (sebenarnya saya tidak mengetahui khasiat buah tin ini).

Pagi itu saya langsung tancap gas menuju masjid tempat kedua mahasiswa tadi tinggal. Ternyata saya hanya menemui salah seorang dari mereka karena yang seorang lagi sedang ada urusan di luar. Langsung saja, dengan percaya diri saya menyerahkan sebungkus buah tin kepadanya.

Saya lihat matanya bersinar. “Apa ini, Bang?” tanyanya antusias.

“Ini buah tin.”

Buah apa, Bang?”

“Buah tin yang ada disebut dalam Al Qur’an. Waththiini wazzaituun…” jawab saya.

“Wah…” (sang mahasiswa tersenyum).

“Kamu pernah makan buah tin?” tanya saya.

“Belum, Bang.” Jawabnya singkat.

“Nah, ini untuk kamu dan teman kamu. Buah tin ini obat untuk sakit tenggorokan.” saya mulai mensugesti.

“Gimana cara makannya, Bang?”

“Sebelum makan baca bismillah.” (nanya cara makannya gimana, yang benar aja?) Sudah ya, saya permisi dulu.”

“Terima kasih ya, Bang.”

“Iya, sama-sama.”

Singkatnya, yang saya lakukan hanya sekedar berbagi makanan sambil menyelipkan sugesti. Bahkan saya tidak ingat telah melakukannya hingga setelah sholat maghrib. Salah seorang mahasiswa yang tidak berjumpa dengan saya pagi tadi menyalami saya dan mengucapkan terima kasih. Dia mengaku sakit tenggorokannya sudah hilang alias sembuh.

“Buah tin manjur, Bang.” katanya.

Saya takjub sekaligus baru menyadari tentang hal itu. Saya hanya bisa mengatakan, “Alhamdulillah.”

Kemudian mahasiswa yang satunya lagi juga mendekati kami dan mengatakan hal yang sama. Saya pun sekali lagi hanya mengatakan, “Alhamdulillah.

Entah apakah buah tin memang ampuh untuk sakit tenggorokan atau karena efek placebo akibat sugesti yang saya tanamkan saat memberi buah itu. Namun bukan itu yang menarik dalam kisah ini. Yang menarik adalah…

Tadi pagi, saat saya membaca sebuah buku sambil menikmati secangkir teh, tenggorokan saya tiba-tiba gatal. Saya menduga ini akibat serbuk teh yang ikut terminum. Kemudian saya mendehem agar sakit tenggorokan bisa reda. Namun hasilnya sama. Tenggorokan saya tetap terasa tidak nyaman. Akhirnya saya teringat dengan buah tin.

Saya teringat dua mahasiswa tadi yang sakit tenggorokannya sembuh dengan memakan buah tin. Kenapa tidak saya coba? Langsung saja saya ambil buah tin yang tinggal satu buah.

Bismillah…

Subhanallah… Anda yang sudah pernah makan buah tin pasti kenal rasa dan aromanya yang khas. Sulit menggambarkan rasanya. Namun seketika seiring saya mengunyah buah tin, rasa sakit tenggorokan saya pun perlahan mulai hilang. Saat buah tin itu sudah habis saya makan, sakit tenggorokan saya pun sudah sembuh.

“Alhamdulillah.”

Sekali lagi, entah karena memang manjur atau karena sugesti. Yang jelas kami bertiga (terutama saya sendiri) telah merasakan bahwa buah tin ampuh mengobati sakit tenggorokan.

Anda penasaran?

Selamat mencoba.

Salam Kaya Raya...!

Ahmad Kindi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun