Tidak terasa wabah pandemik covid-19 hampir memasuki bulan kesepuluh, hampir satu tahun, melanda di seluruh penjuru dunia tak terkecuali negara kita Indonesia. Pemerintah sudah tidak kurang-kurangnya mengingatkan dan mengimbau untuk selalu menjaga kesehatan baik melalui media elektronik maupun planfet untuk tetap waspada dalam menjalankan segala aktivitas khususnya kegiatan yang melibatkan banyak orang.
Penerapan prilaku 3 T (Tracing, Testing, Treatment) dan prilaku 3 M untuk selalu cuci tangan, memakai masker, jaga jarak dan hindari kegiatan berkerumun. Tetapi sebagai manusia normal yang mempunyai naluri social tentunya tidak akan bisa apabila harus selalu terkekang dan belenggu di bawah bayang-bayang covid-19.
Kita harus bangkit dan selalu optimis untuk bisa berdiri kembali setelah sekian lamanya terhimpit oleh badai yang sangat mengerikan, dan kitapun tidak boleh lenggah tetap semangat serta hati-hati dalam segala hal apalagi dalam melakukan aktivitas yang langsung berhubungan sesama manusia.
Ada banyak cerita di balik pandemi ini. Suka dan duka terutama dalam dunia bisnis. Bisnis adalah oraganisasi yang menyediakan barang dan jasa untuk dijual dengan maksud agar mendapatkan laba (Griffin dan Ebert). Seperti bisnis yang dirasakan oleh Budiono warga kelurahan Bumiasih Disaat sebelum covid-19 usaha baksonya terbilang cukup lancar. Dari usahanya dia bisa menghidupi keluarganya dengan aman dan sukses hidup lumayan cukup dengan 3 anak dan 1 istri.
Namun saat wabah covid-19 mulai melanda lambat laut mulai terasa usahanya terus mengalami penurunan, hingga sampai puncaknya adalah saat datangnya hari raya Idul Fitri 1442 H tahun 2020. Cadangan yang ada dalam tabungan pelan tapi pasti terus berkurang hanya untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari.
Dengan tekat yang gigih dan kuat Budiono memutar pikiranya dengan mengubah strategi yang semula berjualan didepan rumah berubah berjualan secara Online. Berbekal dengan tekat yang kuat dan niat yang bulat pelan tapi pasti Budiono mulai merangkak mulai sekarang cadangan tabungan mulai pelan-pelan bukan berkurang tetapi justru berbalik naik.
Lain lagi dengan bisnis yang dijalankan Andik, warga kelurahan Sonosari. Usaha counter pulsa dan Handphone yang semula landai justru ditengah badai covid-19 mengalami kenaikan cukup pesat. Segala aktivitas manusia tidak bisa dilepaskan dengan alat komunikasi Handphone. Dari anak-anak sampai manula dari pegawai kantoran sampai pegawai lapangan. Permintaan konsumen dari semua bidang naik dengan pesat, bahkan sekarang sudah merambah pada dunia pendidikan.
Proses belajar mengajar dunia pendidkan semula dilaksanakan secara luring ( luar jaringan ) sekarang beralih melalui daring (dalam jaringan). Memang kita harus cerdik membaca peluang dalam segala hal apalagi dalam bidang bisnis. Misalnya hari ini A besok bisa B. Kita dituntut harus cepat tanggap terhadap situasi apapun dimanapun kapanpun persaingan dunia bisnis semakin ketat. Teknologi lambat laun akan menguasai manusia artinya tenaga manusia akan dialihkan oleh tenaga mesin. Apabila kita tidak belajar mengusai teknologi kita akan tergilas dan tertindas oleh roda kehidupan .
Ditengah gelombang covid -19 ini kita harus pandai membaca peluang pasar, berkreasi dan berinovasi supaya tetap bisa menguasai kondisi pasar sesuai dengan permintaan konsumen. Belajar belajar dan selalu mencoba dalam dunia teknologi terutama teknologi informasi dan kamunikasi harus dilakukan tidak ada kata pantang menyerah. Karena tidak bisa kita pungkiri sekarang ini sedang gencar-gencarnya transformasi dari berbasis offline ke online.
Untuk itu masyarakat kita yang bergerak pada dunia bisnis harus berani berubah untuk menyesuaikan kebutuhan konsumen agar tetap tegak berdiri beradaptasi dengan kondisi dunia modern yang serba cepat . Kita Harus bisa mengusai dunia apabila kita ingin tetap bisa bertahan hidup tidak boleh pantang menyerah. Taklukkan dan kuasai teknologi pasti dunia akan mudah kita kendalikan dan kita ikuti . Tetap jaga kondisi kesehatan dan tetap semangat
Sumber Pustaka