Mohon tunggu...
Ahmad Aunullah
Ahmad Aunullah Mohon Tunggu... Konsultan - Pelaku Wisata

Pelaku wisata yang tidak suka berada indoor terlalu lama. Berkantor di Lombok, bertempat tinggal kebanyakaan di laut.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Tantangan Masa Datang bagi Industri Aviasi

9 September 2021   06:55 Diperbarui: 9 September 2021   10:35 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi- Suasana Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta.| Sumber: KOMPAS.com/SINGGIH WIRYONO

Untuk sekian kalinya industri aviasi diuji kembali dengan dampak pada penurunan dalam jumlah permintaan dari pengguna transportasi udara, selain itu juga karena sebagai industri yang menggerakan orang dan barang antar bangsa, industri ini juga yang dianggap sebagai salah satu alasan cepatnya penyebaran coronavirus.

Penutupan pintu gerbang yang dilakukan negara-negara telah menghentikan mobilitas pengguna penggunanya dan karena mobilitas adalah salah satu sayap dari industri ini maka berdampak pula pada semua sektor yang ada di industri aviasi.

Pesawat-pesawat pun tak mengudara, terparkir di bandara-bandara dan di Boneyard yaitu tempat penyimpanan (storage) dan peristirahat terakhir bagi pesawat, perusahan terkenal yang dipercaya oleh para pelaku industri aviasi dalam penyediaan data dan analisis dibidang aviasi yaitu Cirium menyebutkan ada sekitar 65% dari jumlah pesawat didunia mengalami nasib ini.

Para pemegang kepentingan di industri aviasi pun meminta negara-negara untuk membuka kembali pintu gerbangnya agar konektivitas antar bangsa dapat kembali menggerakan roda perekonomian dunia.

Namun pandemi ini sangatlah berbeda dari turbelensi lainnya yang telah dilalui di masa lalu sehingga walaupun sektor maskapai dan bandara di beberapa negara sudah menerapakan protokol kesehatan serta sistem digitalisasi nya, pandemi tidak langsung lenyap.

Banyak pemegang kepentingan seperti Badan Aviasi Sipil Dunia (ICAO), IATA dan lainnya tidak dapat memprediksi seacara pasti kapan industri aviasi bisa pulih dan kembali pada keadaan sebelum pandemi.

Dua hal yang bisa menjadi sebab pandemi ini terlama bagi industri aviasi menurut penulis yaitu datangnya kenormalan baru dan penanggulangan dari Covid-19 ini dimana keduanya harus dijalankan diwaktu yang bersamaan, tidak bisa terpisah sedetik pun.

Kenormalan baru kali ini memang dalam bidang kesehatan tapi berhubungan langsung dengan kebiasaan manusia dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari, tidak hanya dibandara ketika akan bepergian seperti pada kenormalan baru di kejadian 9/11.

Reformasi Kultur dan Sistem

Vaksinasi bukan akhir perjalanan pandemi, namun arah menuju kepulihan dari pandemi, selanjutnya adalah bergantung pada para pelaku industri aviasi dan para penggunanya yang notabene adalah masyarakat.

Menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan memang terdengar tidak sulit dilakukan namun tidaklah demikian ketika harus menjadi kebiasaan, karena ketiga aktivitas itu bergantung pada kesadaran dan kedisplinan individu, berbeda dengan protokol keamanan pada kenormalan 9/11 dimana kita sebagai pengguna transportasi udara harus patuh mengikuti prosedur di bandara kalau ingin bisa terbang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun