Mohon tunggu...
Ahmad Aunullah
Ahmad Aunullah Mohon Tunggu... Konsultan - Pelaku Wisata

Pelaku wisata yang tidak suka berada indoor terlalu lama. Berkantor di Lombok, bertempat tinggal kebanyakaan di laut.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Penerbangan Charter dalam Meningkatkan Konektivitas Destinasi Wisata

11 Agustus 2021   18:49 Diperbarui: 11 Agustus 2021   19:11 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada waktu dimana wisatawan sedang berlibur di sebuah destinasi wisata melihat keindahan di destinasi wisata lainnya dan akan memperpanjang liburannya dengan mengunjungi destinasi tersebut.


Namun pada akhirnya rencana tersebut tidak terlaksana karena untuk menuju ke destinasi wisata yang diinginkan memerlukan waktu dari destinasi wisata dimana dia berada saat ini.

Dia harus terbang ke bandara penghubung atau hub dulu dan dilanjutkan dengan penerbangan lainnya.

Hal ini bisa terjadi tidak hanya satu orang wisatawan saja dalam sebuah periode waktu tapi mungkin banyak dan akibatnya juga bertambah pula terutama pada destinasi yang diinginkan oleh wisatawan tersebut.

Waktu yang mereka miliki bisa terbatas namun juga bisa bertambah namun bila penambahan waktu liburan mereka tidak bisa juga membuat mereka berlibur ke destinasi selanjutnya dengan penerbangan reguler, apa solusinya ?

Penerbangan private atau charter adalah salah satu solusi nya akan tetapi di Indonesia walau perkembangan penyewaan pesawat bisa dikatakan baik namun belum maksimal terutama dalam konteks konektivitas antar destinasi wisata.

Dalam tulisan saya yang lain beberapa resor dunia memiliki armada pesawatnya sendiri untuk melayani kebutuhan transportasi udara para tamunya, hal ini merupakan tidak hanya strategi jitu bagi perusahaan resor tersebut namun juga meningkatkan konektivitas antar destinasi wisata.

Di Indonesia sudah banyak perusahaan sewa pesawat, walau tidak semua pesawat tersebut miliknya, namun mereka masih berfokus kepada pengguna bisnis bukan leisure.

Sehingga fokus operasi mereka pun berada di kota-kota besar seperti Jakarta saja dan ketika ada permintaan untuk penerbangan leisure dari luar Jakarta maka biaya sewa akan tinggi karena adanya biaya relokasi pesawat dar base nya.

Sebagai contoh bila kita ingin terbang dari Sumba ke Raja Ampat maka kita harus membayar biaya relokasi pesawat yaitu penerbangan pesawat sewa dari base pesawat tersebut bolak balik ke Sumba ditambah dengan biaya sewa dari Sumba ke Raja Ampat.

Hal ini pastinya memberatkan wisatawan, bahkan yang berkantong tebal pun.

Mungkin jika ada base atau pangkalan mereka yang lebih dekat dibanding Jakarta, biaya relokasi bisa lebih rendah pula.

Destinasi wisata di Indonesia tersebar luas dari Barat hingga Timur dan tidak semua terkoneksi satu sama lainnya oleh penerbangan reguler, kecuali melalui bandara penghubung.

Bandara hub ini mungkin bisa dijadikan base dari perusahaan sewa pesawat sehingga tidak terfokus di kota besar saja.

Bandara Lombok lama yaitu Selaparang misalnya yang kini memang sudah tidak beroperasi lagi, semestinya bisa dijadikan base dari perusahaan sewa pesawat seperti di bandara Halim Perdanakusuma.

Hal ini karena Lombok berlokasi di tengah-tengah Kepulauan Indonesia sehingga biaya relokasi dapat ditekan bila ada permintaan sewa di Indonesia Timur.

Namun ini semua tergantung dari para pelaku pada masing-masing industri dan stakeholder nya akan tetapi ini salah satu cara dalam meningkatkan konektivitas antar destinasi wisata di Indonesia.

Biaya parkir pesawat yang tidak terlalu membebani para perusahaan sewa pesawat bisa menjadi pertimbangan untuk menumbuhkembangkan sebuah bandara sebagai base armada pesawat perusahaan penyewaan pesawat.

Bisnis penyewaan pesawat tidak selamanya juga berfokus pada pelanggan bisnis atau orang Indonesia saja namun juga mancanegara yang ingin berlibur dari satu destinasi ke destinasi lainnya dengan pertimbangan waktu dan biaya.

Waktu perjalanan mereka harus sesuai dengan waktu liburan mereka dan ketika penerbangan reguler tidak dapat memenuhinya, pesawat charter pun juga tidak bisa karena terkendala waktu dan biaya, alhasil wisatawan dari super ultra high class ini mengurungkan niatnya.

Pemerataan base operasi bagi pesawat sewa di Indonesia baiknya dilakukan untuk lebih meningkatkan konektivitas antar destinasi wisata karena pada akhirnya kunjungan wisatawan ke destinasi wisata membawa keuntungan ekonomi bagi masyarakat lokalnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun