Bagi negara yang menyerang, mereka harus menguasai wilayah udara negara yang mereka serang sehingga tidak saja mereka menguasai wilayah udaranya sendiri (superioritas udara) tetapi juga wilayah udara negara lain (supremasi udara).
Dalam Perang Teluk bisa dilihat bagaimana negara koalisi membuka serangan dari udara dan laut dengan rudal-rudalnya untuk menghancurkan instalasi di darat tanpa gangguan yang berarti.
Ketidakmampuan kekuatan udara Irak yang pada tingkatan Unfavorable Air Situation justru mengantarkan mereka pada kekalahan dengan hancurnya instalasi dan kantong kantong pertahanan mereka.
Keunggulan untuk menguasai wilayah merupakan kunci yang menentukan keberhasilan sebuah penyerangan dan atau pertahanan sebuah negara.
Pada perang Vietnam, kekuatan udara Amerika tidak dapat menyaingi kekuatan lawanya dengan pesawat Mig Uni Soviet ketika itu sehingga serangan udara berupa air close support pun tidak maksimum.
Keunggulan di udara dapat dicapai apabila tidak ada lagi Ancaman, Tantangan,Hambatan dan Gamgguan bagi sebuah pihak untuk menggelar operasi militernya.
Selain itu juga pesawat-pesawat yang dapat mendominasi peperangan udara dengan mengalahkan pesawat lawan dallam segala jenis juga menjadi pendukung untuk mencapai keunggulan di udara.
Jepang yang melihat ancaman dari pembangunan  kekuatan militer Cina sudah beberapa kali ingin membeli pesawat tempur F-22 Raptor dari Amerika untuk menjaga wilayah udara dan lautnya namun hingga saat ini belum juga disetujui karena konon pesawar ini hanya boleh dimiliki oleh Amerika saja.
Pesawat ini memang dipercaya sebagai pesawat yang dapat mendominasi udara (air dominance) saat ini dengan dibayangi oleh Euro fighter Typhoon, Sukhoi 57 dan Dassault Rafale.
Ancaman memang merupakan salah satu faktor dalam membangun sebuah kekuatan militer namun kita juga sebaiknya melihat dari fakta dan sejarah peperangan yang sudah pernah terjadi dimana keunggulan di udara dan  laut menjadi faktor dominan.
Selain dari ancaman, Tantangan, Hambatan dan Gangguan yang tetcermin dalam Rencana Strategis tetap menjadi pertimbangan dalam membangun kekuatan militer.