Mohon tunggu...
BangKar Anggara
BangKar Anggara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sangkan Paraning Dumadi

Sangkan Paraning Dumadi, adalah ceritra yang kerap kali didengar dan dikenal dengan sebuah proses bagaimana manusia itu ada. Dengan blogg oni kita akan belajar banyak ilmu dan pengetahuan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sukses Ajak Anak-anak Produktif, Tim KKN UNS Duwet Memperoleh Banyak Partisipasi dalam Pembuatan Masker Tie Dye

6 Maret 2021   22:43 Diperbarui: 12 Maret 2021   10:28 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(09/02/21) BOYOLALI—Kuliah Kerja Nyata Universitas Sebelas Maret yang dilaksanakan saat pandemi Covid-19 tidak menyurutkan semangat mahasiswa untuk berbagi ilmu.

Salah satunya adalah pelatihan tie-dye masker bersama anak-anak TPA oleh kelompok KKN UNS 97 di Dukuh Duwet, Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali (09/02/21). Selain membantu pemerintah menekan penyebaran Covid-19, kegiatan tersebut merupakan bentuk edukasi kepada anak-anak yang masih belajar dari rumah. Tim KKN UNS 97 yang berjumlah 10 orang dan anak-anak TPA Dukuh Duwet menyambut pelatihan tie-dye masker dengan antusias.

Pelatihan tie-dye masker dipilih berdasarkan petimbangan kami untuk meningkatkan pengalaman seni dan juga pentingnya penggunaan masker di era Covid-19. Kegiatan ini diapresiasi tinggi oleh masyarakat, khususnya anak-anak. Para peserta kelihatan senang melihat hasil pelatihan,” kata Karim selaku ketua tim KKN UNS 97 pada Senin silam (08/02/21).

Siti Wahyu Purnamasari—salah satu anggota KKN UNS 97 sekaligus mahasiswi Kriya Tekstil UNS—menjelaskan bahwa bahan yang digunakan adalah masker, karet gelang, pewarna pakaian, baskom, dan sarung tangan plastik

Maskernya dilipat sesuai kreativitas anak-anak. Bisa seperti melipat kertas ataupun kipas, Masker yang sudah dilipat kemudian diikat kencang dengan karet gelang supaya lipatannya tidak lepas, lalu diberi pewarna pakaian sesuai keinginan,” jelas Siti saat diwawancarai Senin lalu.

Siti pun menambahkan, “Ikatan kencang itu merupakan salah satu cara untuk menahan pewarna agar tidak tercampur dengan warna lainnya sehingga tercipta motif yang diinginkan. Setelah itu, masker dikeringkan sekitar 10 menit supaya pewarnanya tidak luntur ketika dicuci.

Alhamdulillah tidak ada kendala berarti saat kegiatan tie-dye masker berlangsung. Mungkin hanya waktunya saja yang sedikit molor, tapi anak-anak masih mengikuti pelatihan ini dengan antusias,” kata Karim.

Semoga saja dengan program KKN yang telah kami laksanakan di Dukuh Duwet, selain meningkatkan kreativitas, anak-anak bisa lebih peduli dengan kesehatan di masa pandemi ini. Peduli sekitar memang harus dimulai dari lingkup terkecil dulu,” ujar Karim saat menutup wawancara. 


Penulis : Murniati 

Editor : Andhita Zhafirah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun