Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Seni

Memperkokoh Persaudaraan dalam Ikatan Kebangsaan: Pilar Generasi Emas Indonesia 2045

18 November 2024   09:23 Diperbarui: 18 November 2024   09:30 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen Silaturrahmi dengan Peserta PPG PAI 2 Kls. 1-06 (Garut 10 Nopember 2024)

Memperkokoh Persaudaraan dalam Ikatan Kebangsaan: Pilar Generasi Emas Indonesia 2045

Pendahuluan

Indonesia, dengan keanekaragaman budaya, agama, dan suku bangsa, adalah potret kebhinekaan yang menakjubkan. Namun, di tengah keragaman ini, tantangan seperti polarisasi sosial, intoleransi, dan ancaman disintegrasi kerap muncul. Dalam teori kebangsaan, ukhuwah wathaniyah persaudaraan dalam ikatan kebangsaan merupakan konsep yang relevan untuk menyatukan masyarakat di bawah identitas nasional. Di era 5.0, di mana teknologi menjadi tulang punggung kehidupan, generasi muda (Gen Z) memainkan peran vital dalam menciptakan harmoni sosial dan inovasi. Sayangnya, banyak yang terjebak dalam individualisme digital dan minim pemahaman akan tanggung jawab sosial. Tulisan ini menekankan pentingnya ukhuwah wathaniyah sebagai pondasi untuk memperkuat talenta muda dalam membangun bangsa menuju Indonesia Emas 2045. Berikut ini adalah eksplorasi lebih lanjut mengenai: Persaudaraan dalam Ikatan Kebangsaan Pilar Generasi Emas Indonesia 2045:

Pertama: Memupuk Kesadaran Nasionalisme di Era Digital; Nasionalisme tidak hanya soal upacara bendera atau hafalan lagu kebangsaan. Di era 5.0, nasionalisme perlu diwujudkan dalam bentuk keterlibatan aktif generasi muda di dunia digital, seperti menyebarkan pesan positif, melawan hoaks, dan mendukung produk lokal. Dengan semangat ukhuwah wathaniyah, talenta muda dapat memanfaatkan teknologi untuk memperkuat nilai-nilai kebangsaan dan menciptakan komunitas virtual yang inklusif.

Kedua: Menghargai Keragaman sebagai Sumber Inovasi; Keragaman budaya Indonesia adalah aset berharga yang dapat menjadi inspirasi inovasi. Dalam ukhuwah wathaniyah, perbedaan bukanlah ancaman, melainkan peluang. Misalnya, pengembangan aplikasi teknologi berbasis kearifan lokal atau kolaborasi lintas budaya dalam proyek pendidikan. Generasi muda yang menghargai perbedaan akan lebih kreatif dan mampu menciptakan solusi inovatif untuk tantangan nasional.

Ketiga: Membangun Solidaritas melalui Proyek Kolaboratif; Kolaborasi adalah kunci sukses di era 5.0. Generasi muda harus dilatih untuk bekerja sama lintas bidang, baik dalam komunitas digital maupun fisik. Dengan semangat ukhuwah wathaniyah, mereka dapat menjalankan proyek berbasis kebangsaan, seperti gerakan peduli lingkungan atau pemberdayaan ekonomi lokal, yang memperkuat solidaritas dan keberlanjutan sosial.

Keempat: Mendorong Kepemimpinan Inklusif di Kalangan Gen Z; Kepemimpinan di era 5.0 membutuhkan inklusivitas, di mana semua suara termasuk yang berasal dari kelompok minoritas dihargai. Melalui ukhuwah wathaniyah, generasi muda dapat belajar untuk menjadi pemimpin yang adil dan visioner, mampu mengayomi semua lapisan masyarakat. Kepemimpinan ini penting untuk mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045.

Kelima: Menguatkan Peran Pendidikan dalam Menanamkan Ukhuwah Wathaniyah; Sistem pendidikan harus menjadi agen utama dalam membentuk semangat persaudaraan kebangsaan. Kurikulum perlu memasukkan materi yang menanamkan nilai kebhinekaan, toleransi, dan kerja sama. Selain itu, program seperti pertukaran pelajar antar-daerah atau pembelajaran berbasis proyek lintas budaya dapat menjadi sarana efektif untuk membangun karakter generasi muda yang solid dalam ukhuwah wathaniyah.

Ukhuwah wathaniyah adalah pilar penting yang harus dihidupkan kembali oleh generasi muda untuk menghadapi tantangan era 5.0 dan mempersiapkan Indonesia Emas 2045. Dengan memupuk nasionalisme, menghargai keragaman, membangun solidaritas, mempraktikkan kepemimpinan inklusif, dan memperkuat peran pendidikan, Gen Z dapat menjadi motor penggerak bangsa yang tangguh dan bersatu. Untuk itu, direkomendasikan: 1) Pemerintah dan komunitas perlu meningkatkan kampanye kebangsaan berbasis digital. 2) Institusi pendidikan harus memperkaya kurikulum dengan nilai-nilai kebangsaan yang relevan dengan era teknologi. 3) Generasi muda didorong untuk aktif dalam kegiatan kolaboratif lintas budaya dan inovatif berbasis masyarakat.

Dengan ukhuwah wathaniyah, Indonesia dapat melangkah menuju masa depan yang berdaulat, adil, dan makmur. Wallahu A'lam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun