Mohon tunggu...
Ahmad Abni
Ahmad Abni Mohon Tunggu... Guru - Manusia akan mencapai esensi kemanusiaannya jika sudah mampu mengenal diri melalui sikap kasih sayang

Compasionate (mengajar PPKn di MTsN Bantaeng)

Selanjutnya

Tutup

Bola

Fanatisme Sepak Bola dan Kematian Banal

3 Oktober 2022   21:08 Diperbarui: 3 Oktober 2022   21:32 554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://id.images.search.yahoo.com/yhs/search;_ylt=Awrxguoj8Tpj9lgAoJ73RQx.;_ylu=Y29sbwMEcG9zAzEEdnRpZAMEc2VjA3BpdnM-?p=fandalisme+sepak+bola+indonesi

Hiburan lahir hampir sama tuanya dengan usia keberadaan manusia. Hiburan adalah hal penting seiring dengan tingkat kebutuhan akan kesehatan fisik dan jiwa manusia. Hiburan jika mampu dikelolah dengan baik dan maksimal, tentu banyak manfaat dapat diraup darinya. Jika kita barusan menjalani aktivitas yang cukup menguras tenaga dan memeras pikiran, maka cara terbaik untuk mengembalikan kesegaran otak dan tenaga kita adalah dengan hiburan.

Selain berfungsi  mengembalikan kesegaran otak dan tenaga,  hiburan juga dapat menjadi wadah edukasi bagi anak-anak dengan cara yang  menyenangkan,  seperti  mengajak anak bermain di kebun binatang. Ini adalah inovasi yang tidak ada di sekolah. Bermain di lingkungan luar dapat mengajarkan anak-anak untuk menghargai lingkungan secara alami dan lebih banyak lagi.

Hiburan adalah salah satu upaya agar hati  selalu merasa bahagia. Sugesti yang buruk dapat membuat tubuh kita tidak sehat, dan sebaliknya, sugesti dan perasaan gembira dapat meningkatkan kesehatan kita. Berbagai penyakit yang menyerang kita umumnya dikenali atau terwujud ketika kondisi fisik dan mental kita diperparah oleh stres. Untuk menghindarinya, pastikan Anda memiliki jadwal hiburan yang teratur untuk membantu meningkatkan kesehatan mental Anda dan menghindari berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh tingkat stres yang  tinggi.

Secara umum, hiburan dapat berupa video game, musik, film, opera, drama, atau permainan dan olahraga. Perjalanan juga dapat dipandang sebagai hiburan, penjelajahan alam, dan studi budaya. Menyelesaikan kegiatan rekreasi seperti kerajinan tangan, ketangkasan, dan membaca juga dapat dikaitkan dengan hiburan. Cukup banyak aktivitas yang awalnya hanya merupakan aktivitas biasa saja namun kemudian berevolusi menjadi kompetisi yang mengandung nilai hiburan di dalamnya. Bahkan terjadi kombinasi yang beragam di dalamnya, misalnya olah raga, hukuman dan hiburan.

Masyarakat kita sekarang sangat butuh hiburan. Terlebih lagi kondisi masyarakat kita baru saja melewati masa-masa sulit akibat adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akibat covid-19 kurang lebih dua tahun. Memang selama PSBB, masyarakat memiliki ruang gerak yang serba terbatas. 

Untuk berkumpul di atas lima puluhan orang harus mengikuti protokol kesehatan sebagaimana telah ditetapkan tim gugus covid. Jarak harus diberi gap, pembatas, paling tidak tempat duduk harus berjarak satu setengah meter sampai dua meter atau jarak antar orang harus diantarai dengan tanda silang. Masker dan kacamata modifikasi menjadi pemandangan yang lumrah, muda kita jumpai. Yang terasing adalah yang berkebalikan yakni yang tidak memakai masker.

Masyarakat harus memulihkan kembali pikiran dan jiwanya dengan banyak menghibur diri. Kembali menghidupkan ruang-ruang publik yang dulu hampir mati. Kita banyak menemukan hiburan rakyat kembali dibuka saat perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI yang ke-77. Dari kota-kota besar sampai pelosok desa, warga tumpah ruah menjadi penonton dan pemain demi membenamkan diri dalam situasi yang dapat memberikan hiburan. Tarik tambang, panjat pinang, lomba makan kerupuk, lari karung, lari kelereng, bola mini dengan kostum sarung atau daster, perkemahan, dan sebagainya. Pemain dan penonton begitu menikmati.

Di tengah kehausan masyarakat akan hiburan itu, terkadang muncul sikap fanatik yang berlebihan. Sikap ini harus dihindari baik sebagai pemain maupun penonton agar hiburan mampu bertahan pada takdir dan fungsinya sebagai obat jiwa dan raga.

Fanatisme merupakan sikap cinta, terlalu bersemangat dan tertarik atau suka secara berlebihan terhadap sesuatu. Ini menciptakan perasaan terikat pada sesuatu. Fanatisme sendiri seringkali mengarah pada perilaku yang berlebihan, irasional, dan dalam beberapa hal tidak rasional. Di satu sisi, fanatik memiliki standar  tinggi dalam segala hal yang mereka pikirkan. Akibatnya, mereka cenderung enggan mendengarkan dan mau menerima pendapat dan gagasan. Orang-orang fanatik hanya percaya bahwa pemahaman mereka adalah yang paling benar. Hal ini menyebabkan seseorang untuk menolak pendapat yang tampaknya bertentangan dengan cara berpikirnya. Fanatisme yang berlebihan sangat berbahaya karena dapat menimbulkan perpecahan dan konflik.

Bagaimana jika fanatisme itu bertengger dikalangan pada supporter sepak bola?

Sepak bola sudah menjadi olahraga yang paling dikenal dikalangan masyarakat. Itu karena olahraga ini termasuk olahraga yang sudah berumur tua, bahkan FIFA mengakui bahwa pada tahun 206 SM olahraga yang menyerupai permainan sepak bola sudah dimainkan di China. Selain itu, permainan ini sangat mudah dimainkan. Tidak heran jika sepak bola memiliki jumlah penonton dan pencinta yang luar biasa banyak bahkan diantara semua cabang olah raga, sepak bolalah yang paling terbanyak. Dalam satu pertandingan saja, penonton bisa sampai puluhan ribu. Untuk mewadahi jumlah yang besar itu dibangunlah stadion serupa colosseum di zaman romawi dulu.

Diantara puluhan ribu penonton itu, akan beragam pula karakter yang terhimpun di dalamnya. Ada yang datang sebatas memberikan support, ada pula yang datang untuk mencari hiburan, ada pula yang datang untuk melihat kemenangan dan tak mau melihat kekalahan tim dukungannya.

Fanatisme dalam sepak bola tidak hanya terbatas pada batasan dinding stadion, namun mampu meluber keluar arena pertandingan. Fanatisme bukan hanya persoalan cinta buta terhadap dukungan tetapi sudah dirasuki dendam, pelampiasan dan gelora persaingan. Tidak jarang ditemukan bentrokan antar para pendukung club yang akhirnya memicu konflik sosial yang berkepanjangan. Akibatnya kerugian harta benda, fasilitas umum rusak, nilai-nilai moral tidak dihargai lagi bahkan paranya lagi sampai terjadi korban jiwa. Sungguh memilukan jika mengorbankan nyawa hanya karena sesuatu yang sia-sia. Itu namanya kematian banal.

Alangkah eloknya jika antusiasme dalam sepak bola sedapat mungkin fanatisme negatif diubah menjadi sesuatu yang produktif dan kreatif. Sudah banyak quotes dari para pendukung sepak bola yang mengarah kesana. Sebagai contoh; "menang kusanjung, kalahpun kudukung". "jika kalian tidak bisa mendukung kami saat kalah, jangan pernah bersorak ketika kami menang". "kami pecinta bukan perusak citra".  

Kita tidak ingin lagi ada satu nyawapun melayang dengan kematian banal. Kita ingin sepak bola sebagai sarana hiburan rakyat sebagaimana takdirnya hiburan yang membawa kesehatan mental, jiwa dan raga bukan menjadi bencana atau tragedi. Sikap fanatisme berlebihan adalah sikap primitive manusia dan tentu di jaman yang secanggih sekarang sangat ironi jika kita masih berperilaku primitive dengan segala bentuk tindakan fandalismenya.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun