Mohon tunggu...
Ahmad Abni
Ahmad Abni Mohon Tunggu... Guru - Manusia akan mencapai esensi kemanusiaannya jika sudah mampu mengenal diri melalui sikap kasih sayang

Compasionate (mengajar PPKn di MTsN Bantaeng)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Darah

22 Desember 2020   08:07 Diperbarui: 22 Desember 2020   08:09 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di usianya yang belia, diam-diam sudah mulai mempelajari tentang dirinya. Kisahnya berawal dari darah luka di pelipis dan daun telinga sebagai hadiah hari minggu karena berhasil mengumpulkan buah "karsen" dari satu pohon ke pohon yang lain. Saya larang tapi tak dihiraukan. Akhirnya dia berhenti sendiri ketika jatuh dari pohon "karsen" itu.

Esoknya, semasih di atas motor sepulang dari madrasah ibtidaiyah tempat dia menimba ilmu tiba-tiba terlontar pertanyaannya yang cukup filosofis "Bapak, kenapa mesti ada darah dalam tubuhta, untuk apa Tuhan buat seperti itu?"

Saya jawab sederhana saja, supaya kita tetap bisa hidup karena orang mati sudah tidak punya darah.

=====

Apakah memang "darah" adalah kehidupan itu sendiri ataukah darah hanya "media" dimana kehidupan melekat padanya?

Apakah sudah benar jika saya bangun preposisi "darah = kehidupan".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun