Mohon tunggu...
Ahmad Said Widodo
Ahmad Said Widodo Mohon Tunggu... Sejarawan - Peneliti dan Penulis Sejarah dan Budaya

Peneliti dan Penulis Sejarah dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar Sejarah dari Sumber Arsip Kuno

7 Mei 2022   10:15 Diperbarui: 30 Oktober 2022   17:05 2898
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Besluit Hari Jadi Purwakarta, 20 Juli 1831. (Sumber: Arsip Nasional Republik Indonesia, Jakarta)

Pendahuluan

Dalam historiografi, sumber primer (primary) adalah suatu dokumen atau sumber informasi lain yang diciptakan pada atau di sekitar waktu yang sedang dipelajari, sering kali oleh orang yang sedang dipelajari. Kata "primer" dalam hal ini bukan berarti superior, melainkan merujuk pada kenyataan bahwa sumber tersebut dibuat oleh pelaku primer. Sumber semacam ini dibedakan dari sumber sekunder, yang merupakan karya historis, seperti buku atau artikel, yang dibuat berdasarkan sumber-sumber primer.

Besluit Hari Jadi Purwakarta, 20 Juli 1831. (Sumber: Arsip Nasional Republik Indonesia, Jakarta)
Besluit Hari Jadi Purwakarta, 20 Juli 1831. (Sumber: Arsip Nasional Republik Indonesia, Jakarta)

Jenis-jenis sumber primer tergantung pada masalah sejarah yang sedang dipelajari. Dalam sejarah politik, sumber primer utama yang terpenting adalah dokumen seperti laporan resmi, pidato, surat dan catatan harian oleh partisipan, laporan saksi mata (contohnya oleh seorang jurnalis yang ada pada saat itu). Dalam sejarah ide atau sejarah intelektual, sumber primer utama mungkin adalah buku-buku literatur filsafat atau ilmiah. Suatu studi sejarah budaya dapat memasukkan sumber fiksi seperti novel atau lakon. Dalam arti luas, sumber primer juga dapat mencakup objek fisik seperti foto, film, koin, lukisan atau bangunan yang diciptakan pada saat itu. Sejarawan dapat pula mengambil artefak arkeologis dan laporan lisan serta wawancara sebagai pertimbangan.

Besluit Hari Jadi Purwakarta, 20 Juli 1831. (Sumber: Arsip Nasional Republik Indonesia, Jakarta)
Besluit Hari Jadi Purwakarta, 20 Juli 1831. (Sumber: Arsip Nasional Republik Indonesia, Jakarta)

Sumber tertulis dapat dibagi menjadi 3 (tiga) tipe utama:

  1. Sumber naratif atau literatur, yang menyampaikan suatu cerita atau pesan. Sumber-sumber ini tidak dibatasi pada sumber fiksi, tetapi juga termasuk catatan harian, film, biografi, karya ilmiah dan lain-lain.
  2. Sumber diplomatik, termasuk piagam dan dokumen legal lain yang biasanya mengikuti suatu format tertentu.
  3. Dokumen sosial, catatan yang dibuat oleh organisasi, seperti akta kelahiran, catatan pajak dan lain-lain.

Besluit Hari Jadi Purwakarta, 20 Juli 1831. (Sumber: Arsip Nasional Republik Indonesia, Jakarta)
Besluit Hari Jadi Purwakarta, 20 Juli 1831. (Sumber: Arsip Nasional Republik Indonesia, Jakarta)

Sumber-sumber Primer Berupa Arsip Penting dalam Penelitian Sejarah

  1. Besluiten: Arsip Besluiten adalah arsip yang berisi surat-surat keputusan yang dibuat oleh Penguasa Tinggi Pemerintahan di Hindia Belanda yang umumnya dikeluarkan oleh Departemen van Binnenlands Bestuur.
  2. Conduite Staten: Arsip Conduite Staten adalah arsip yang berisi daftar kondite atau  data-data kepegawaian Pemerintahan di Hindia Belanda. Conduite Staten  di samping berisi daftar riwayat hidup singkat dan daftar pertelaan pekerjaan pegawai negeri sipil Hindia Belanda (Ambtenaar) juga disebutkan tentang tingkah laku serta loyalitas pegawai tersebut kepada pemerintah Hindia Belanda. Conduite Staten dibuat oleh atasan langsung pegawai tersebut. Khusus untuk pegawai bangsa Indonesia (Jawa) yang menjabat sebagai Bupati (Regent), maka arsipnya disusun berdasarkan daerah.
  3. Minuut Resolutien: Arsip Minuut Resolutien adalah arsip yang berisi tentang minuten atau konsep terakhir sebelum menjadi Resolutien. Dalam bahasa Indonesia sekarang dikenal dengan istilah Minuta dan Resolusi.
  4. Geheim Resolutien: Arsip Geheim Resolutien adalah arsip yang berisi tentang keputusan dan kebijaksanaan Penguasa Tinggi Pemerintahan di Hindia Belanda (Gouverneur Generaal dan Raad van Indie) yang bersifat rahasia pada masa itu.
  5. Bijlagen Resolutien Batavia: Arsip Bijlagen Resolutien Batavia adalah arsip yang berisi tentang data penunjang atau lampiran yang berkaitan dengan keputusan atau kebijaksanaan yang dimuat dalam Resolutien.
  6. Missiven: Arsip Missiven adalah arsip yang berisi surat menyurat, baik dari Penguasa Tinggi Pemerintahan di Hindia Belanda kepada para pejabat bawahannya, maupun kepada para pejabat pribumi Hindia Belanda dan/atau sebaliknya.
  7. Algemene Verslagen: Arsip Algemene Verslagen adalah arsip yang berisi tentang laporan-laporan umum yang disampaikan kepada Penguasa Tinggi Pemerintahan Hindia Belanda di Batavia atau kepada Gubernur Jenderal.
  8. Politiek Verslagen dan Mailrapporten: Arsip Politiek Verslagen dan Mailrapporten adalah arsip yang berisi tentang laporan-laporan politik yang disampaikan kepada Penguasa Tinggi Pemerintahan Hindia Belanda di Batavia atau kepada Gubernur Jenderal.
  9. Memorie van Overgave: Arsip Memorie van Overgave adalah arsip yang berisi tentang serah terima jabatan dari daerah-daerah yang berada di bawah penguasaan Penguasa Tinggi Pemerintahan Hindia Belanda di Batavia. Arsip ini berisi antara lain mengenai berbagai laporan dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan keamanan/ketertiban. Memoire atau memorie dekat dengan otobiografi. Memorie juga ditulis sendiri, biasanya hanya mengenai satu peristiwa saja. Para pejabat Hindia-Belanda dahulu membuat memorie mengenai masa jabatannya, yaitu Memorie van Overgave (Memori Sertijab = memori serah terima jabatan, bukan LPJ = Laporan Pertanggungjawaban -- tahunan). Memori semacam itu terkumpul dengan baik dan menjadi sumber sejarah yang penting untuk sejarah lokal. Selain tanggapan pribadi, memori juga sering berisi statistik-statistik, peristiwa dan kaitannya dengan peristiwa sejarah yang lebih luas.
  10. dan lain-lain.

Penutup

Insyaa Allah, jika arsip-arsip itu dapat kita temukan satu demi satu, meskipun dengan bersusah-payah dan dengan waktu yang relatif cukup lama, apabila kita temukan satu saja pada awalnya, maka itu menjadi modal utama untuk membuka arsip-arsip yang lainnya. Yang terpenting kita mengetahui terlebih dahulu tema atau topik sejarah apa yang kita akan teliti, kemudian kata-kata kunci (keywords) yang sekiranya akan membantu penelitian selanjutnya. Minimal kita harus punya 10 (sepuluh) kata kunci utama yang akan membantu kita mencari arsip dengan mengetahui, bahwa sebuah arsip termasuk ke dalam kategori arsip yang seperti apa, kemudian kita harus mengetahui indeks dan kode panggilnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun