Mohon tunggu...
Ahmad Said Widodo
Ahmad Said Widodo Mohon Tunggu... Sejarawan - Peneliti dan Penulis Sejarah dan Budaya

Peneliti dan Penulis Sejarah dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Puisi | Ramelau (Foho Tatamailau), Timor Leste

24 Mei 2019   15:00 Diperbarui: 10 Desember 2022   15:31 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari Dili kujelajahi jalanan ke Liquica kemudian menuju Ermera di mana tanaman kopi tumbuh subur dan rapi.

Dan dari Ermera kutempuh jalanan ke Ainaro menuju Hato Bulico di mana gunung tertinggi menanti untuk aku daki

Ramelau atau Tatamelau itulah namanya telah menanti di kejauhan dalam empat jam waktu perjalanan dini hari nanti.

Namun tak ada salahnya menginap atau sekedar berkemah di lembah agar dapat mendaki pada dini hari menanti terbitnya matahari.

Dan ketika saat yang dinantikan tiba udara dingin menggigilkan menjadikan hipotermia, namun semua dibiarkan.

Dalam kabut halimun pagi menanti matahari tersenyum mulai menerangi hutan pegunungan tua.

Dan embun-embun pun seakan tersenyum bagaikan kekasih senyum dikulum serta perlahan menguap bersama datangnya pagi.

Tak ada salahnya sekedar menghangatkan perut dingin dengan secangkir kopi panas airpun dimasak di atas lilin parafin.

Aroma kopi Timor khas Ermera yang tak kan pernah kulupa seperti senyum manis kekasihku gadis Toraja.

Ermera, Januari 1995.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun