Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Cahaya Alami yang Kian Padam: Ancaman Kepunahan Kunang-Kunang di Era Modern

15 Juni 2025   21:35 Diperbarui: 15 Juni 2025   21:35 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest.com/thdewi 

Kunang-kunang, serangga kecil yang mampu menghasilkan cahaya alami, telah lama menjadi simbol keajaiban malam. Dengan sinarnya yang menari lembut di kegelapan, kunang-kunang tidak hanya memikat mata anak-anak dan dewasa, tetapi juga memainkan peran penting dalam keseimbangan ekosistem. Namun kini, cahaya mereka semakin jarang terlihat. Generasi sekarang dikhawatirkan menjadi generasi terakhir yang bisa menyaksikan keindahan alami ini secara langsung.

Kunang-kunang termasuk dalam famili Lampyridae dari ordo Coleoptera. Mereka menghasilkan cahaya melalui proses bioluminesensi, yaitu reaksi kimia antara luciferin, luciferase, oksigen, dan ATP di dalam tubuhnya. Sinar yang dihasilkan disebut "sinar dingin" karena hampir tidak menghasilkan panas. Warna cahaya yang muncul biasanya merah pucat, kuning, atau hijau, dengan efisiensi cahaya yang sangat tinggi hingga 96%.


Namun sayangnya, populasi kunang-kunang di dunia, termasuk di Indonesia, mengalami penurunan drastis. Beberapa faktor utama penyebabnya antara lain:

1. Kehilangan Habitat

Alih fungsi lahan menjadi kawasan industri, pemukiman, dan pertanian skala besar telah menghancurkan habitat alami kunang-kunang. Serangga ini sangat bergantung pada lingkungan yang lembab seperti sawah, hutan, dan rawa-rawa.

2. Polusi Cahaya

Lampu jalan, gedung, dan rumah menyebabkan gangguan pada sistem komunikasi cahaya antar kunang-kunang. Akibatnya, mereka kesulitan menemukan pasangan dan berkembang biak secara alami.

3. Penggunaan Pestisida

Pestisida kimia yang digunakan dalam pertanian tidak hanya membunuh serangga langsung, tetapi juga mencemari lingkungan serta membunuh hewan kecil yang menjadi mangsa kunang-kunang, seperti siput dan cacing kecil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun