Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dalam Barisan Doa dan Tetesan Peluh

22 Oktober 2024   05:53 Diperbarui: 22 Oktober 2024   06:05 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 (foto: berdikarionline)/alif.id


Di halaman pesantren yang sunyi,  
Terlihat langkah-langkah para pejuang hati,  
Kiai memimpin dengan sorot mata penuh arti,  
Santri berbaris, menyerahkan diri pada takdir yang pasti.

Pedang tak diayunkan, namun hati yang kuat,  
Melawan penjajah dengan iman yang lekat,  
Dalam pakaian sederhana, baju kebesaran nurani,  
Bambu runcing tak gentar di tangan sang santri.

Tak ada gemuruh meriam, hanya dzikir di udara,  
Tiap lafaz doa adalah peluru yang memusnahkan rasa nista,  
Kiai memeluk satu per satu, memberi restu,  
Seolah mengatakan, "Kalianlah cahaya bangsa yang bersatu."

Mereka tak takut mati, sebab hidup di akhirat kekal,  
Di sini, tanah yang subur adalah panggilan amal,  
Di desa yang terjaga oleh sejarah dan luka,  
Mereka berdiri, menghadap surga tanpa ragu di dada.

Selamat Hari Santri Nasional dan Resolusi Jihad

22 Oktober 1945/2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun