Mohon tunggu...
El Sabath
El Sabath Mohon Tunggu... Lainnya - Pengamat Sosial Fenomena

"Akar sosial adalah masyarakat dan kajemukan, dan "Fenomena Sosial Di dasarkan pada gambaran nilai normatif Individu, terhadap ruang interaktif relasi sosial, hal yang mendasar adalah sosial sebagai fenomena individu yang tidak terlepas dari sumberdaya, yang relatif dan filosofis, dan apakah ranah sosial adalah sesuatu yang sesuai makna filosofis, atau justru gambaran dari kehampaan semata, yang tidak dapat di ukur sikap atau ruang lingkup sosialkah, yang berarti suatu ilutrasi pamplet kekacauan revolusi massa, atau komunisme historis dalam sejarah pergerakan politik?"

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Ekonomi & Graduasi: Dari "Kawat Las Listrik Untuk Medium Dasar Almunium" Sampai "Perhatikan Aturan Ampere!" - Suatu Kritik Atas Nalar Instans

7 November 2024   02:17 Diperbarui: 7 November 2024   02:20 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kawat Las Almunium - Wyndu Desain

Kawat Las Aluminium, Untuk Medium Dasar Berbahan Aluminium, Bagi Pemula.


Bagi pemula yang ingin mencoba pengelasan aluminium, penggunaan kawat las aluminium merupakan langkah awal yang penting. Aluminium adalah logam yang unik dan memiliki karakteristik yang berbeda dari baja, sehingga membutuhkan teknik pengelasan yang spesifik.

Kawat las aluminium dirancang khusus untuk memfasilitasi proses pengelasan pada logam aluminium. Berbeda dengan kawat las baja, kawat las aluminium memiliki komposisi yang lebih lunak dan titik lebur yang lebih rendah. Hal ini bertujuan untuk mengimbangi sifat aluminium yang cenderung reaktif dan cepat mencair saat dipanaskan.

Untuk memulai, pastikan Anda menggunakan kawat las aluminium dengan diameter yang sesuai dengan ketebalan material yang akan dilas. Umumnya, kawat dengan diameter 1,0-1,2 mm cocok untuk material aluminium tipis, sementara diameter 1,6-2,4 mm lebih sesuai untuk material yang lebih tebal.

Selain itu, pilih jenis kawat las aluminium yang sesuai dengan komposisi aluminium yang akan Anda las. Ada beberapa jenis kawat las aluminium, seperti AWS ER1100, ER4043, ER5356, dan ER5183, masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda dalam hal kekuatan, ketahanan korosi, dan kemudahan pengerjaan.

Saat melakukan pengelasan, pastikan Anda menggunakan alat dan peralatan yang tepat, seperti mesin las TIG atau MIG, serta pelindung gas argon atau helium. Perhatikan juga kecepatan pengelasan, sudut torch, dan teknik pemindahan logam cair agar mendapatkan hasil las yang baik dan estetis.

Dengan memahami penggunaan kawat las aluminium yang sesuai, Anda dapat memulai proyek-proyek pengelasan aluminium dengan percaya diri, baik untuk tujuan konstruksi, reparasi, maupun kreativitas. Jangan lupa untuk selalu menerapkan praktik keselamatan kerja yang baik saat melakukan pengelasan aluminium.

Ekonomi & Graduasi Pertumbuhan - Sebuah Kritik Atas Nalar Instan


Dalam wacana ekonomi modern, gagasan "graduasi pertumbuhan" (growth graduation) telah menjadi salah satu konsep kunci yang diagung-agungkan. Ide di baliknya adalah bahwa negara-negara berkembang akan secara bertahap "naik kelas" dari status ekonomi yang lebih rendah menjadi negara maju seiring dengan peningkatan pendapatan per kapita dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Namun, jika kita menelaah lebih dalam, konsep graduasi pertumbuhan ini ternyata dibangun di atas pondasi nalar yang terlalu instan dan simplistik. Terdapat beberapa kritik mendasar yang harus kita renungkan: 1. Mengabaikan Kompleksitas Realitas Sosial-Ekonomi : Graduasi pertumbuhan seringkali menyederhanakan realitas menjadi hubungan linear antara pertumbuhan ekonomi dan pembangunan. Padahal, kenyataannya, dinamika sosial-ekonomi jauh lebih kompleks, dipengaruhi oleh faktor-faktor struktural, institusional, dan politik yang saling terkait. 2. Meminggirkan Isu Distribusi dan Ketimpangan: Fokus utama graduasi pertumbuhan adalah peningkatan agregat PDB dan pendapatan per kapita. Namun, hal ini mengabaikan masalah distribusi kekayaan dan pendapatan yang tidak merata, yang justru menjadi salah satu tantangan krusial bagi negara-negara berkembang. 3. Mengabaikan Aspek Keberlanjutan: Pertumbuhan ekonomi yang diidealkan oleh graduasi pertumbuhan seringkali dicapai melalui eksploitasi sumber daya alam dan lingkungan yang tidak terkendali. Akibatnya, model pembangunan semacam ini sulit dipertahankan dalam jangka panjang. 4. Kurangnya Perhatian pada Transformasi Struktural: Graduasi pertumbuhan cenderung melihat pertumbuhan ekonomi sebagai tujuan akhir, tanpa mempertimbangkan transformasi struktural yang diperlukan untuk mencapai pembangunan yang lebih holistik dan berkeadilan.

Oleh karena itu, kritik terhadap nalar instan yang mendasari konsep graduasi pertumbuhan menjadi penting untuk disuarakan. Kita perlu merekonstruksi wacana ekonomi dengan mempertimbangkan kompleksitas realitas, isu distribusi, keberlanjutan, dan transformasi struktural secara komprehensif. Hanya dengan demikian, kita dapat merumuskan strategi pembangunan yang lebih bermakna dan berorientasi pada keadilan sosial.

Kawat Las Aluminium, Untuk Medium Dasar Berbahan Aluminium, Bagi Pemula - Perhatikan Aturan Ampere!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun