Mohon tunggu...
Ahmad Sulthon Fawaiz
Ahmad Sulthon Fawaiz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Mahasiswa Ilmu Komunikasi yang sedang menempuh studi di kota Malang

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Hubungan Media Nasional dan Masyarakat dalam Keberpihakan perang Rusia-Ukraina

21 Mei 2022   14:28 Diperbarui: 21 Mei 2022   14:45 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Perang antara Rusia dan Ukraina yang masih berlangsung sejak dideklarasikan invasi penuh atas Ukraina oleh Presiden Rusia Vladimir Putin 24 Februari lalu, memunculkan berbagai bentuk propaganda antar kedua negara melalui media. Tentu hal ini sebagai cara mengatur posisi yang ideal di mata masyarakat, baik masyarakat Rusia-Ukraina sendiri maupun masyarakat dunia. Fenomena ini menjadikan perang Rusia-Ukraina sebagai perang hibrida. dimana tidak hanya melalui perang secara fisik tetapi juga dengan mengontrol arus informasi digital yang sangat besar kemungkinannya sebagai cara untuk menyebarkan propaganda. Pihak pemerintah Rusia sendiri mengatur media-media independen Rusia agar tidak memuat berita dengan diksi yang berbau invasi. Otoritas pengawas juga menerapkan beberapa pembatasan akses media luar agar tidak mengganggu penyebaran narasi yang diatur oleh Putin untuk kepentingan informasi bagi warga negaranya.

Di Indonesia sendiri, banyak media yang menayangkan berita yang condong keberpihakannya atas Rusia. Penayangan tersebut dengan memperlihatkan betapa "gagahnya" militer Rusia dalam menyerang wilayah Ukraina. Entah ini sebagai respon media sebagai bagian dari kelompok atas negara yang tidak pro maupun kontra sehingga media bebas mengikuti pasar atau karena ada kepetingan lain baik politik maupun bentuk mutualisme propaganda. Padahal sejatinya kejahatan peran apapun dan yang terjadi dimanapun akan tetap sama dalam menyikapinya yaitu secara tegas harus menentang dan menyebar pesan perdamaian. Meskipun begitu bisa kita amati sendiri bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia mendukung invasi Rusia atas Ukraina. Hal tersebut jelas terlihat pada banyaknya komen masyarakat Indonesia pada setiap tayangan yang lebih banyak mendukung bahkan mendoakan Rusia bisa menang atas Ukraina.

Tayangan-tayangan media pada platform youtube misalnya, sangat kuat pengaruhnya terhadap perubahan sikap dan perilaku anggota masyarakat. Ketika Presiden Jokowi melaksanakan kunjungan ke Amerika untuk melaksanakan KTT Asean-AS pada 12-13 Mei kemarin, banyak media nasional yang mengangkat berita tentang tidak adanya penyambutan oleh pejabat pemerintah Amerika saat Presiden Jokowi datang di bandara. Seketika setelah berita itu banyak beredar luas di media digital, banyak pembaca yang langsung mengaitkannya dengan kondisi perang Rusia-Ukraina yang erat hubungannya dengan tetap diundangnya Putin ke konferensi G20. Banyak yang semakin menyudutkan Amerika yang notabennya adalah anggota NATO dan semakin memperkuat dukungan atas Rusia. Seperti sebuah teori Jarum Hipodermik, masyarakat akan sangat gampang untuk disuntik dengan informasi-informasi sehingga pada akhirnya akan semakin menguatkan narasi akan sesuatu yang dipercayainya. Padahal menanggapi hal ini, Kesekretariatan Negara telah memberi rilis bahwasanya hal tersebut bukanlah sebuah masalah yang perlu dibesarkan, dan semua sudah sesuai dengan protokoler yang berlaku.

Jika pada sistemnya, Indonesia menganut politik bebas-aktif, media akan lebih bijak bisa menempatkan keindependensiannya dengan mengatur narasi-narasi agar tetap bisa sesuai dengan pedoman bangsa yang ujungnya bisa membantu pemerintah dalam memposisikan diri di mata internasional dan menjaga kestabilan masyarakat. Karena meskipun pada dasarnya media akan mengikuti pasar masyarakat, dan begitu sebaliknya masyarakat membutuhkan media untuk menyebarkan pesan, tetapi dengan mengikuti kaidah yang tidak hanya berorientasi pada politik dan ekonomi, akan menciptakan pesan-pesan perdamaian yang bisa jauh lebih bermanfaat bagi semua pihak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun