Ku langkahkan jemari kaki di  pematang kesedihan hingga aku lupa arti bahagia.
Dulu, saat kelabu membelenggu tanpa tahu kapan berakhir.
Derai air mata seperti mata air di sungai yang kususuri.
Menorehkan cerita di batu-batu pinggir kali .
Kuhirup udara pekat dalam gulita tanpa cahaya.
Berharap menerangi setitik langkahku berjalan.
Dulu, saat tak ada bedanya siang dan petang.
Melaju dan berlarian tanpa nada, hanya kesenyapan.
MenantiMu di setiap malam, menadahkan pinta dan harapan.
Dengan tangis kutadahkan tangan., dengan rintihan hati menyapa kesunyian.
Gemericik  air seperti menjadi saksi berapa lama , wajah kutundukkan.