Mohon tunggu...
Ahlis Qoidah Noor
Ahlis Qoidah Noor Mohon Tunggu... Guru - Educator, Doctor, Author, Writer

trying new thing, loving challenge, finding lively life. My Email : aqhoin@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Membangun Komunikasi dengan Pasangan (1)

7 Januari 2019   14:45 Diperbarui: 7 Januari 2019   15:05 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrated by Pexels

Beberapa kali saya didekati oleh teman-teman yang butuh semacam tempat untuk curahan hati. Persoalan yang ada biasanya seputar kehidupan rumah tangga yang menyangkut anak dan pasangan. Sesekali kisruh mereka dengan rekan kerja atau tetangga. Mungkin karena mereka nyaman dalam berbicara dengan saya sehingga sering masukanku yang mereka anggap masuk akal pun dijalani. 

Hasilnya biasanya mereka sampaikan dalam hitungan minggu atau bulan. Keuntunganku adalah bahwa semua masalah yang mereka hadapi menjadi inspirasiku untuk menulis dan saya pun bisa bermanfaat untuk mereka. Saya ibarat mendapat ilmu tanpa pernah beranjak dari tempatku duduk, walaupun pada saat tertentu saya jengah juga harus mendengarkan berlama-lama.

Satu hal yang akan saya bahas adalah seputar komunikasi dengan pasangan. Komunikasi ini saya artikan dalam hal luas yang meliputi bahasa, gerak, intonasi dan komitmen serta kesepakatan.

Pasutri yang sudah mulai berumur dalam perjalanan hidupnya biasanya memiliki banyak pengalaman hidup yang bisa menjadi hal yang berharga bagi yang mendengarnya. Berbagai permasalahan menyangkut kehidupan seks, masakan, pergaulan dengan sesama dan mendidik anak menjadi topik yang hangat dibicarakan.

Mengomunikasikan masalah dengan pasangan kita sebaiknya menjadi kebiasaan yang kita bangun sejak awal kita berumah tangga. Bahasa yang kita gunakan pun juga menentukan efektifitas hasil diskusi kita dengan dia. Pemilihan intonasi dan gesture juga sangat mempengaruhi taste dalam berbicara. Akhirnya dibutuhkan komitmen bersama pasangan atas kesepakatan yang kita ambil dalam biduk rumah tangga.

Baiklah akan saya bahas satu persatu. Pasangan yang baru menikah biasanya disibukkan dengan bagaimana beradaptasi dengan selera pasangan. Mengenali makanan kesukaan, asin manisnya masakan dan kombinasi yang pas untuk menu tertentu. Diskusi yang asyik dengan pasangan dapat dimulai dengan di meja makan. Menanyakan semua pendapat tentang masakan yang baru saja disajikan adalah cara terampuh jalan pintas untuk mengetahui selera pasangan.

Merawat bayi, cara memijat , cara menggendong dan memberi makan adalah masalah pasangan muda yang mempunyai anak bayi. Memanfaatkan komunikasi dengan ibu dan ayah mertua serta ibu dan ayah kandung menjadi jembatan untuk memutus kesenjangan antara pasangan muda dalam hal merawat bayi. 

Kendala terkait ASI dan juga menjaga psikologi ibu muda bisa juga dikomunikasikan dengan suami. Suami yang baik pasti akan mampu membantu kondisi ibu untuk tetap stabil emosinya.

Pembahasan mengenai seks menjadi masalah yang harus sejak awal dibicarakan dengan pasangan. Keterbukaan dalam diskusi dengan suami atau istri akan menjadikah hubungan berjalan baik dan mesra. Tidak ada ketentuan kapan dan dimana komunikasi ini harus dimulai. Bila mungkin luangkan waktu untuk berdua saja. 

Waktu seperti ini harus diusahakan selalu ada minimal dua minggu sekali bila memungkinkan. Usahakan juga setiap hari selalu ada waktu untuk mengobrol berdua apapun masalah yang dibahas. 

Pembahasan terkait progress dalam membina hubungan di atas kasur juga harus terus terang disampaikan. Tak perlu ada rasa khawatir karena itu semua untuk kepentingan berdua. Pilihlah kesepekatan yang asyik untuk dijalankan dan selalu evaluasi hasilnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun