Mohon tunggu...
Ahlis Qoidah Noor
Ahlis Qoidah Noor Mohon Tunggu... Guru - Educator, Doctor, Author, Writer

trying new thing, loving challenge, finding lively life. My Email : aqhoin@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ibu, Sebuah Panggilan dan Pilihan Dedikasi

2 Januari 2019   12:02 Diperbarui: 2 Januari 2019   12:06 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sebagian orang , pada hari ibu pastilah akan menuliskan pujian, pujaan, lantunan syukur dan hormat untuk orang yang paling berjasa untuk anak-anaknya. Perempuan yang satu ini memang diistemewakan oleh Tuhan. Bahkan rasa hormat kepadanya dilebihkan tiga kali dari pada kepada seorang ayah yang nota bene juga mencari nafkah dan bertanggung jawab kepada anak-anaknya. Bukan berarti Tuhan pilih kasih. 

Seorang ibu berjuang 9 bulan 10 hari merawat bayi dalam kandungan, memastikan gizi tercukupi,memastikan bayi sehat dan tak terkena penyakit. Setelah lahir maka perempuan ini pun yang akan memastikan bayi mendapat susu eksklusif 2 tahun, merawat dan memastikan si bayi mendapat makanan sehat dan bugar jasmani. Rohani pun sudah dimulai pendidikannya sejak dari bayi dalam kandungan.

Di kalangan moslem, membacakan bayi dalam perut dengan ayat -ayat suci al Qur'an mendorong bayi lebih peka telinga dan otaknya lebih cerdas. Bahkan kebiasaan ini bila dilanjutkan setelah bayi lahir juga sangat berpengaruh bagi perkembangan kepribadian anak nantinya.

Kepribadian ibu, cara pandang ibu terhadap suatu masalah dan pendidikan ibu sangat berpengaruh dalam hasil yang didapat oleh anak-anaknya. Kesadaran memandang manusia dan kemanusiaan juga dipengaruhi oleh ibu. Ayah juga memegang peranan penting dalam membentuk karakter anak yang tegas, disiplin, pandai antisipasi dan memandang masa depan dengan optimis dan penuh perjuangan.

Keberadaan ibu baik sebagai ibu rumah tangga dan juga wanita karir butuh didukung juga oleh ayah. Ibu rumah tangga mempunyai banyak kesempatan untuk melihat dan mengamati perkembangan anak-anaknya. Membuat mereka lebih peduli pada lingkungan dan pergaulan. Namun hal ini tidak menjamin lebih baik bila konsep pendidikan yang ideal tidak diterapkan dalam keluarga. Ada sebagian ibu rumah tangga yang memiliki konsep bagus tentang mendidik anak tetapi ada juga yang membiarkan saja anak bertumbuh kembang tanpa konsep yang jelas.

Wanita karir, di sisi lain, juga sebuah pilihan yang sangat rumit untuk dijalani. Dibutuhkan kerjasama yang baik antara ayah dan ibu untuk menanggung pekerjaan rumah tangga bila tidak mempunyai pembantu atau assisten rumah tangga. Disinilah letak komunikasi yang efektif butuh dan perlu dibangun 

Wanita karir yang sudah disibukkan oleh target di kantor atau tempat dia bekerja dituntut untuk seketika berganti peran ketika dia sudah sampai di rumah. Tidak peduli selelah apapun dia harus bisa menjadi ibu yang baik, istri yang melayani dan pendamping yang siap berbagi.

Dedikasi seorang ibu tak kenal waktu. Apapun profesi dia, setinggi apapun kedudukannya di tempat kerja , dia tetaplah seorang ibu yang harus membungkukkan badan untuk si kecil, mengganti sepatu suami dan menyuapi si bayi, bahkan kadang-kadang suami juga. Wahai ibu, dedikasimu tak kenal masa, tetaplah perkasa untuk anak-anak yang hebat suatu masa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun