Mohon tunggu...
Ahlis Qoidah Noor
Ahlis Qoidah Noor Mohon Tunggu... Guru - Educator, Doctor, Author, Writer

trying new thing, loving challenge, finding lively life. My Email : aqhoin@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen│Di Mana Harus Aku Letakkan Rasa Ini?

14 Oktober 2018   16:10 Diperbarui: 14 Oktober 2018   21:13 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : Pixabay

Fajar baru saja melewatkan pagi dengan hadirnya nuansa sejuknya angin mamiri. Walau Matahari belum sempat menampakkan cahayanya, embun sudah mulai malu --malu dan bersegera mencairkan diri sendiri.

Di sebuah kamar Rita duduk agak tak tenang.Rita tak habis fikir. Kenapa akhir-akhir ini dia dibelenggu rasa rindu kepada Tristan. Tak ada yang mereka kerjakan berdua seperti halnya remaja yang membuat dia harus menanggung rindu. Tak juga sering bertemu atau telpon dan sebagainya. Hanya saja dia cukup merasakan apa yang telah dilakukan Tristan untuknya.

Apakah ini awal dari cinta? Dia tak tahu pasti karena Rita belum pernah jatuh cinta. Ataukah ini hanya masalah kangen kepada teman yang barusan dikenalnya ? Tak lebih. Rita tak berharap banyak dari hubungan yang baru dijalani. Dia tak ingin tergesa menyimpulkan rasa.

Dibukanya jendela. Kebun pisang di belakang rumah masih menyembunyikan kilauan mentari dari lapis demi lapis daunnya .Ringan Rita mengambil sepatu jogging nya. Dia sudah bersiap untuk menghabiskan lemaknya di lapangan rumput.Berjogging bersama teman-temannya dan juga sepupunya. Waktu baru menunjukkan pukul 05.55 tetapi Matahari sudah mulai menyorot merahnya. Dia benahi semuanya dan segera membawa sebotol air mineral dan beberapa snack kecil. Sepupunya pun melakukan hal yang sama.

Lima putaran pertama sudah dia lewati . Keringat belum juga banyak keluar. Dia harus lebih keras berusaha. Baru putaran ke delapan tampak berkeringat di pelipisnya.  

Dua temanya dan sepupunya sudah terlebih dahulu istirahat sambil makan dan mium snack bawaan. Rita tetap terus melanjutkan.

Sejak dari putaran ke enam dia selalu berpapasan dengan anak muda berusia belasan tahun. Mungkin sekitar 18 tahunan. Tampak pendiam namun sering menatap Rita diam-diam.

Selepas banyak berkeringat Rita mengambil minum dan segera duduk sambil menggerakkan kakinya.

" Mbak Rita ya ?", anak muda tadi menghampiri.

" Ah, siapa ya ? Rasanya aku pernah melihat kamu,tapi dimana ya?", Rita mencoba mengingat sambil tangannya menerima uluran salam perkenalan.

" Saya, Antonio, keponakan pak Tristan . Anak-anak pak Tristan sering bercerita tentang mbak Rita kalau saya dolan ke rumah mereka. Mereka tunjukkan juga foto Mbak Rita.Mereka sayang sekali sama mbak", Antonio memberondong memberikan informasi ke Rita. Rita sampai gelagapan menerimanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun