Terciduk 1
Berdering, segera kuangkat telponmu
Kudengar suaramu yang menggelegar, menahan amarah
Tak tahan tuk segera berselancar
Biasa, kusiapkan telinga untuk mendengar
Kali kedua kau sampaikan keluh kesah
Tentang dia yang tak juga mengerti
Cinta yang sedang kau perjuangkan
Dan indahnya bila segera dibersihkan dan halalkan
Tak bergeming , dia tak berasa
Tak merespon , dia tak percaya
Tapi kau bilang itu salah sangka
Bukan itu yang membuatmu jauh , tak kentara
Kutahan suaramu , kutahan amarahmu
Kukatakan biar dia memutuskan sendiri
Karena dia sedang sepi sendiri
Tak ingin terciduk cinta yang terlupa lalu mati
Kutahan amarahmu, kutahan suaramu
Kukatakan biarlah engkau memilih juga
Dan tak usahlah lari dan menepi lagi
Karena engkau akan tahu siapa terbaik untuk kalian sendiri
Terciduk 2
Lama aku tak jawab WA mu
Mungkin lebih dari 9 Â atau 10 jam
Sampai aku yakin kau sudah  redakan bara
Merah darah hatimu yang gundah
Kusapa pelan , dengan salam
Katamu suaraku terlalu kecil, tak kedengaran
Aku terkekeh, mengiyakan, sengaja ha ha
Agar kamu tahu , aku ada sedikit sakit tertahan
Kau ceritakan dia yang baru
Yang siap dampingimu bulan depan
Secepat itu kau putuskan
Aku yakinkan sudah sholat Istikhoroh kah ? , sudah katakan
Baiklah, aku hanya mengiyakan
Sahabatku yang sudah temukan jalan
Menanti jodoh setelah sekian tahun sendirian
Mencipta bahagia dan bukan mencarinya
Itu katamu saat reda amarah
Aku iyakan, hanya tunggu undangan
Aku doakan, hanya tunggu tanggal kepastian
Asal kau tahu, sudah kau bersihkan semua keruwetan
Terciduk 3
Menangis dia dalam pelukku
Lemah pundaknya menahan sedih dan kelu
Derai air matanya membuatku pilu
Tapi aku tak bisa apa, itu keputusanmu
Kuseka air matanya agar tak banjiri baju
Kudekap pundaknya agar tak jatuhiku
Kusangka dia kuat menahan semua rindu
Saat tak ada respon yang layak untukmu
Kusangga semua sedihnya dalam kalimat panjang tak bertepi
Cukup untuk sudahi remuk redam hati
Kini kuberi dia sabuk penguat hati
Agar tak rindu kamu saat cinta telah mati
Kutuntun dia mendapat yang terbaik
Agar air matanya layak tak  terus menggelegak
Merespon rindu yang kalah telak
Oleh keputusanmu yang sepihak(?)
Ah, aku belajar cinta sejati
Cinta sampai mati dan cinta palsu tak bertepi
Aku juga belajar cinta abadi
Cinta tak bernyali dan cinta takut merugi
Beragam banyak cinta yang tertoreh dalam perjalanan manusia
Beragam kisah yang kalian lalui
Membuat aku harus berfikir beribu kali tentang wanita dan lelaki
Pada diorama cinta , kesetiaan, pilihan dan jodoh yang penuh teka-teki