Mohon tunggu...
Ahlis Qoidah Noor
Ahlis Qoidah Noor Mohon Tunggu... Guru - Educator, Doctor, Author, Writer

trying new thing, loving challenge, finding lively life. My Email : aqhoin@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Trik Menarik Pembaca Kompasiana

19 Mei 2018   20:30 Diperbarui: 19 Mei 2018   20:48 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membaca artikel di kompasiana yang beragam membuat para pembaca harus memilih mana yang sekedar indah di judul, nembus menariknya sampai ke konten dan layak mendapat komentar.

Trik yang sering diberikan adalah judul yang bombastis diiringi paragraf awal yang sangat menjual . " Selling point " ini harus dipertahankan pada paragraf- paragraf berikutnya. Beberapa nama besar dan penulis senior sangat kompeten di sini. Saya melihat ada beberapa new comer yang juga sudah menerapkan.

Pemilihan topik dan jenis artikel juga sangat dipengaruhi oleh penguasaan si penulis. Topik yang diulas secara komprehensif dengan sudut pandang netral ataupun ending yang menggantung dalam aliran " Post Modernism " biasanya lebih membuat pembaca penasaran.

Ada beberapa kali saya membaca artikel yang sangat membuat saya penasaran di judul tetapi setelah saya baca ternyata kontennya tidak bersinergi maka kecewalah saya. Artikel yang demikian membuat kita malas memberi komentar.

Terkait pemberian komentar pun saya lihat ada yang tulus ihlas memberi sesuai kualitas tetapi juga ada yang hanya sekedarnya. Vote pun diberikan dengan beragam maksud. Ada yang memberi karena tertarik dengan konten, latah, ikut-ikutan bahkan ada yang tak ada niatan, karena sudah  terlanjur membaca dan " tak ngapa- ngapain".

" Booming theme" juga menjadi hal yang biasanya patut dijadikan acuan walaupun kalau semua berita atau artikel sama jadi tampak boring dan tidak ada challenge untuk membaca.

Hal lain yang harus diperhatikan adalah masalah pengetikan. Artikel yang didalamnya banyak ditemui salah ketik membuat pembaca berasumsi bahwa penulis tidak mereview lagi tulisannya dan mempengaruhi penilaian kompasianer. Walaupun hal ini kadang manusiawi karena ketidaksengajaan.

Bila artikel itu terkait kebijakan Pemerintah maka tak ada salahnya kita berikan landasan hukumnya juga. Pendapat para ahli maupun yang berkepentingan.

Hindari kata -- kata mengumpat dan menghina kelompok lain atau orang yang diluar kelompok kita . Berpandanglah secara luas dan semua manusia butuh eksitensi. Bila humanistic sudah kita punyai dalam hati maka lambat laun akan mempengaruhi diksi kita secara perlahan namun pasti.

Suatu ketika pernah saya temui juga penulisan yang 40 % dari isinya ditulis dalam HURUF BESAR sehingga memberikan nuansa yang " aneh " di benak para pembacanya. Seolah- olah kita sedang membaca pikiran orang yang sedang marah atau ada sedikit " Pembodohan Massal ".

Beberapa kali saya membaca karya orang- orang besar Kompasianer dan memang koherensi dan kohesivitasnya sangat hebat. Maklum mereka jam terbangnya tinggi sekali. Jadi salah satu cara untuk menjadi penulis hebat adalah dengan Teruslah Menulis, Menulis dengan Kritis, Tahan Dikritik dan Belajar Menulis Yang Baik melalui sudut pandang yang sesuai.  Ibarat belajar Fotografi, angle  sangat menentukan hasil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun