Mohon tunggu...
Firman Pratama
Firman Pratama Mohon Tunggu... Dosen - pebisnis muda

Seorang pakar pikiran dan praktisi pendidikan yang membuat dua buah metode dahsyat yaitu Alpha Telepati dan Alpha Mind Control, seorang pebisnis yang sudah memulai bisnis sejak masa kuliah Blog pribadi di www.firmanpratama.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bagaimana Melatih Kekuatan Pikiran yang Benar

20 November 2021   15:44 Diperbarui: 20 November 2021   15:48 972
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Melatih kekuatan pikiran itu sebenarnya mudah saja, tidak perlu dengan kegiatan yang aneh. Kalau ada yang mengajarkan melatih kekuatan pikiran dengan gerakan tubuh maka itu namanya melatih otot tubuh. Saya gemes saja, ketika ada yang mengatakan cara melatih kekuatan pikiran lalu terlihat tangannya keatas duduk bersila.

Bahkan ada yang melatih dengan kaki satu diangkat. Bahkan ada juga yang menyebut melatih kekuatan pikiran itu harus diaktifkan dulu energinya, ada yang dibuka titik tertentu. Lucunya lagi ada juga yang menyebut untuk melatih pikiran dengan menekan tulang yang ada di punggung. Sepertinya tidak tahu ya kalau pikiran itu letaknya ada didalam kepala. Apa tidak tahu yang mana disebut kepala?

Kenali dulu dimana Letak Pikiran

Sebenarnya semua orang juga tahu kalau letak Pikiran itu didalam otak. Dan otak adanya ya didalam kepala. Tapi begitu ada yang mengatakan bahwa untuk melatih kekuatan pikiran itu harus mengangkat kaki, menyentuh punggung dan bagian tubuh lainnya kenapa diam saja dan tidak berani menyalahkan. Situasi ini yang membuat saya membuat kelas AMC (Alpha Mind Control), menulis buku 10 keajaiban pikiran dan buku lainnya. Karena melihat banyak "kesalahan" dalam memahami apa itu kekuatan pikiran.

Melatih Kekuatan Pikiran

Saya membuat artikel ini dari curhatan seorang salah satu peserta kelas AMC Online. Dia cerita bahwa selama ini belajar bahwa untuk melatih kekuatan pikiran itu harus dengan gerakan tubuh tertentu. Dia kaget begitu belajar dikelas AMC, tidak ada gerakan apapun. Bahkan kata dia belajarnya santai dia bisa ngopi dan ngerokok. Anda yang belum belar AMC bisa lihat video di channel youtube Cahaya Kehidupan. Saya tidak pernah menyuruh teman-teman AMC untuk duduk bersila, angkat kaki, apalagi lompat-lompat sambil teriak.

Melatih kekuatan pikiran yang benar itu adalah dengan "berpikir", alias Menggunakan Pikiran

Menggunakan Pikiran itu Tidak Terlihat

Ketika menggunakan kekuatan pikiran dengan benar justru kita tidak terlihat melakukan gerakan. Saya sering menyebut dengan "Cara halus". Ada pengalaman seminggu yang lalu, ketika dikampus saya diminta oleh TU (tata usaha) kampus pusat untuk melakukan pemberkasan pengajuan kenaikan gaji. Ada berkas-berkas yang harus dikumpulkan. Teman saya yang juga waktunya pemberkasan, whatsapp ke saya karena ada berkasnya yang tidak ada dirumahnya. Dia sibuk mencari.

Apa yang saya lakukan? saya bicara aja ke sahabat virtual saya, lalu saya gunakan teknik alpha telepati. Dan ajaibnya, saat saya ke kampus. Ada salah satu staf TU di fakultas yang bicara ke saya "pak firman, berkas sampeyan sudah saya siapkan semua, ini mau dikirim ke rektorat". Teman saya yang sibuk tadi langsung ngomel "lho kok pak firman aja, saya ngga dicarikan"

Apakah saya terlihat melakukan gerakan? Apakah saya menghubungi staf TU? Tidak. Dan saya tidak pernah melakukan duduk bersila tangan keatas setiap hari. Kalau gerakan tubuh setiap hari ya saya treadmill, atau main basket dan berenang.

Hati-hati saja dengan materi tentang kekuatan pikiran yang rumit dan membuat anda jadi sibuk dengan gerakan yang aneh. Anda harus percaya bahwa Tuhan itu Maha Baik sehingga mustahil memberikan Pikiran yang menggunakannya susah. Saya sih punya prinsip kalau bisa dibuat mudah ya sudah dimudahkan saja, tidak perlu dibuat rumit. Semakin kita memahami sesuatu maka tentu semakin sederhana dalam menjelaskannya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun