Mohon tunggu...
Firman Pratama
Firman Pratama Mohon Tunggu... Dosen - pebisnis muda

Seorang pakar pikiran dan praktisi pendidikan yang membuat dua buah metode dahsyat yaitu Alpha Telepati dan Alpha Mind Control, seorang pebisnis yang sudah memulai bisnis sejak masa kuliah Blog pribadi di www.firmanpratama.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Setelah Menjalankan Puasa Ramadhan, Seharusnya Seorang Muslim Lepas dari Ketergantungan 3 Hal Ini

22 Juni 2018   11:05 Diperbarui: 22 Juni 2018   11:41 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tidak terasa ya, bulan Ramadhan tahun ini sudah tinggal menghitung hari. Jika sesuai perhitungan maka hanya tersisa 2 hari lagi kita yang muslim berada di bulan Suci Ramadhan ini. Sedih rasanya melepas bulan ini, karena bulan ini adalah bulan yang sangat luar biasa, kenapa saya katakan luar biasa? karena dimana-mana banyak orang menjadi mendadak baik, yang biasa marah dibulan ini tidak terlihat marah.

Yang biasa tidak shalat, dibulan ini menjadi shalat, yang biasa tidak berbagi dibulan ini menjadi sering berbagi. Acara televisi juga menjadi berubah penuh dengan inspirasi ketuhanan. Ajaib ya bulan Ramadhan ini? tetapi apakah semua itu hanya bertahan di bulan Ramadhan ini? Seharusnya sih segala perubahan itu menjadi kebiasaan baru untuk setahun kedepan ya, seorang muslim selepas menjalanan puasa Ramadhan Wajib menjadi pribadi yang baru ya.

Perubahan sikap setelah melewati bulan Ramadhan adalah tujuan dari melaksanakan semua ibadah di Bulan Ramadhan ini, kondisi sebelum memasuki bulan ramadhan seharusnya berbeda dengan kondisi setelah melewati bulan Ramadhan. Sama halnya dengan sebuah mobil yang memasuki tempat cucian mobil, yang awalnya kotor seharusnya menjadi bersih setelah keluar dari tempat cucian mobil itu.

Perubahan ini bisa terjadi kalau selama bulan Ramadhan ini, kita semua memahami dengan benar makna dari Ramadhan, bukan hanya ikut-ikutan saja, puasanya karena ikut-ikutan, shalat tarawihnya hanya karena tidak enak dilihat mertua, lalu ketika hari raya idul fitri tiba ya ikut-ikutan lagi merayakannya.

Kalau selama bulan Ramadhan ini hanya ikut-ikutan saja, pasti selepas Ramadhan tidak akan memberikan efek perubahan apapun, tujuan menjadi pribadi yang Bertakwa dan kembali ke fitrah mustahil terjadi. 

Perubahan kehidupan seorang muslim setelah Ramadhan bisa dilihat dari perilakunya, apakah dia sudah sadar betul tentang kekuasaan ALLAH ataukah masih tetap tergantung kepada selain ALLAH. Ketergantungan terhadap apa yang perlu harus dilepaskan oleh seorang muslim selepas Ramadhan? Ada 3 Hal Ketergantungan utama yang perlu kita lepaskan sebagai seorang muslim. Berikut penjelasannya ya.

Pertama, Ketergantungan terhadap berbagai Perhitungan. Tidak ada perhitungan yang menjamin kehidupan manusia, misalnya perhitungan tanggal lahir, perhitungan hari baik dan perhitungan posisi rumah dan sebagainya. Saat ini masih banyak orang yang sibuk dengan mencari perhitungan terhadap kondisi hidupnya, sehingga menjadi tergantung kepada perhitungan itu. Padahal sesungguhnya yang membuat perhitungan itu terjadi karena pikirannya sendiri.

Baca juga artikel ini :Bukan Waktu Kelahiran (Shio/Zodiak/Weton) yang Menentukan kehidupan Anda, tapi Hal yang Satu ini

Kedua, Ketergantungan terhadap berbagai Ramalan. Apapun bentuknya yang namanya Ramalan itu sebenarnya hanyalah program sugesti saja terhadap pikiran kita, baik itu menggunakan garis tangan, menggunakan kartu, menggunakan letak rumah, menggunakan bentuk wajah. Karena masa depan seseorang itu bukan diramal tapi diciptakan. Dalam buku 10 keajaiban pikiran, saya menulis sebuah bab disitu bahwa masa depan bukan diramal tapi diciptakan. Kalau anda masih tergantung kepada ramalan dan sibuk mencari ramalan maka itu artinya anda belum menggunakan kekuatan ALLAH yang sebenarnya.

Ketiga, Ketergantungan terhadap Orang Lain. Ketergantungan ketiga ini sering sekali tidak terlihat, karena memang kita hidup sebagai makhluk sosial. Maksud saya adalah ketika anda tergantung kepada orang lain dengan menganggap orang lain itu sakti, minta air untuk didoakan, minta jimat kepada orang lain, minta diaktifkan pikiran, minta dibukakan mata ketiga/mata batin, minta diisi energi dan sejenisnya.

Padahal sesungguhnya semua orang itu posisinya sama. Kalau anda mau memahami ILMU PIKIRAN (AMC) dengan benar dan utuh maka pasti tidak akan lagi sibuk tergantung kepada orang lain, tapi menjadi sepenuhnya bergantung kepada ALLAH dengan menggunakan fungsi Pikiran dengan benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun