Mohon tunggu...
Ahlan Mukhtari Soamole
Ahlan Mukhtari Soamole Mohon Tunggu... Ilmuwan - Menulis untuk menjadi manusia

Perjalanan hidup ibarat goresan tinta hitam yang mengaris di atas kertas maka jadilah penah dan kertas yang memberikan makna bagi kehidupan baik pada diri, sesama manusia dan semesta dan Ketekunan adalah modal keberhasilan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Krisis Dampak Pembangunan

6 Desember 2021   19:36 Diperbarui: 6 Desember 2021   19:54 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Istilah pembangunan terancam akibat krisis sepadan dengan suatu resiko ekologis dibalik pertumbuhan ekonomi eksploitatif. Pembangunan masif dalam jangka panjang rentan berpeluang merusak lingkungan, terdapat aktivitas organisme hidup maupun benda mati berubah bentuknya, misal pemindahan material dari lokasi tambang pada penimbunan tanah (reklamasi) mengubah morfologi pada lingkungan semula terjaga lestari. Alih-alih menyongsong pembangunan, pertumbuhan ekonomi  sepanjang itu eksploitasi tambang terus-menerus masif dilakukan. 

Satu benang merah terdapat dalam aktivitas pembangunan maupun pertambangan yakni deforestasi hutan, penimbunan, reklamasi menimbulkan kerusakan dan bencana tak terkendali. 

Secara logis bila deforestasi hutan dilakukan secara masif maka berdampak pada banjir, berkurangnya serpan air secara alami dari tumbuhan dan pepohonan. 

Sebaliknya, penimbunan reklamasi dengan dalil pembangunan dapat berdampak terhadap naiknya muka air laut seiring waktu menimbulkan debit gelombang air laut tinggi dapat saja membuat wilayah itu abrasi hingga berpeluang suatu saat menenggelamkan pesisir pulau, bila permukaan air laut seiring waktu naik-terus menerus.

 Sebagaimana pada pulau Ternate memiliki luas wilayah 5.795,4 km2 terdiri dari luas perairan 5.544,54 km2 dan luas daratan 250,85 km2. Kota Ternate merupakan pulau kecil dibanding daratan pulau Halmahera, bila pembangunan dilakukan masif terjadi begitu juga eksploitasi pertambangan menimbulkan deforestasi kerusakan lingkungan maka sewaktu-waktu, Ternate merupakan kota terancam bencana kerusakan lingkungan dan Ternate dapat hilang dari peradaban. 

Sudah banyak kota-kota dahulu adalah kota peradaban, alam indah namun tak kala penambangan masif, eksploitasi sumber daya alam kota itu hilang dari perdaban (Jared Diamond, 2019). 

Pembangunan seyogyanya berdasar pada peradaban menjaga kelestarian lingkungan, ketentraman hidup, kepercayaan (Trust), kearifan sebab nilai tersebut merupakan dasar peradaban mencirikan kemajuan namun, bila selalu pembangunan di orientasikan pada ekonomi semata, maka diperoleh adalah keuntungan (laba) tak menjadikan peradaban sebagai prioritas utama dalam menyongsong pembangunan, tak heran bilamana proyek pembangunan berada di mana-mana demi pertumbuhan ekonomi segala aset sumber daya alam dieksploitasi, reklamasi (penimbunan), distrust masyarakat termarjinalkan ruang lingkup (lingkungan hidup) mengecil akibat pembangunan. Bencana akan selalu datang tak hanya musiman, musim bencana hanyalah bom waktu semata, bila alam tak lagi menemukan keselarasan, keseimbangan. Istilah arif alam menumbuhkan kembali fitrahnya dari segala kerusakan dibuat manusia. 

Dalam Islam tekah dikataka, Allah SWT berfirman bahwa kerusakan di darat dan di laut (dimuka bumi) akibat ulah tangan manusia.
Upaya untuk menyehatkan kembali alam ialah meminimalkan pembangunan dengan alih-alih pertumbuhan ekonomi, menggiatkan riset sains untuk memperoleh formulasi pembangunan tanpa merusak ekologi lingkungan dan eksploitasi sumber daya alam berlebihan sesungguhnya kearifan dan peradaban dimiliki manusia dalam meranungi kehidupan menjadikan kelestarian alam untuk generasi berlanjut dalam mengarungi hidup.

*Ditulis oleh Ahlan Mukhtari Soamole (Penulis adalah Pegiat Belajar Filsafat dan sains)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun