Mohon tunggu...
Ahlan Mukhtari Soamole
Ahlan Mukhtari Soamole Mohon Tunggu... Ilmuwan - Menulis untuk menjadi manusia

Perjalanan hidup ibarat goresan tinta hitam yang mengaris di atas kertas maka jadilah penah dan kertas yang memberikan makna bagi kehidupan baik pada diri, sesama manusia dan semesta dan Ketekunan adalah modal keberhasilan.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Euro 2021 dan Pancasila

11 Juni 2021   22:57 Diperbarui: 12 Juni 2021   00:09 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://tasikmalaya.pikiran-rakyat.com

Oleh : Ahlan Mukhtari Soamole*

Serasa dunia dalam kemelut pandemi  memenjarakan, masalah-masalah menyelimuti tanpa henti tak terkecuali Indonesia, masalah pandemi larangan mudik, korupsi bansos, penundaan keberangkatan haji, korupsi proyek, gelar Prof kehormatan pertama terjadi di Indonesia seolah bangsa Indonesia sudah dari sananya terlahir dari masalah-masalah, keterjajahan, penindasan sampai saat ini. Harapan pancasila semata kenyataan pancasila dipersoalkan dari 5 menjadi 1 masalah tak mampu diobati sekalipun 'vaksin'  mungkin obat tepat untuk menetralkan ialah euforia Euro cup 2021 biasanya piala dunia, euro cup seperti vitamin atau vaksin mampu normalkan kembali fisik kebugaran agar terhindar dari masalah mengganggu mental psikis. Bangsa besar terperangkap dalam sikap kaku, feodal tak ada samasekali kemerdekaan. Merdeka jiwa raga namun kemerdekaan dinikmati segelintir elit, pebisnis kakap berafiliasi investor politik di parlemen maupun investor asing. Kemerdekaan diharapkan pada kampus merdeka luput biaya pendidikan semakin mahal, praktek kampus elitis-teknokrat, martabat pancasila dikhianati keadilan sosial bagi seluruh rakyat termarjinalkan atau seremonial semata. Sepatutnya euforia proyek euro ini diikuti 24 Negara sejatinya menjadi tontotan penyemangat kebangsaan penuh keakraban menyaksikan spirt persaudaraan bangsa Indonesia, ketimbang menyaksikan drama rezim elit menyimpang meninahbobohkan rakyat dengan keberpihakan pada aktivitas eksploitasi lingkungan ruang hidup bangsa Indonesia. Praktek sepakbola pada euro maupun world cup lebih mewujudkan nilai-nilai pancasila ketimbang drama praktek politik di tanah air hanya menampakkan seremonial politik di parlemen. Sehingga, dapat dikatakan sepakbola lebih mempersatukan ketimbang  partai politik. Euro cup mulai selama 1 bulan dari 11 juni sampai 11 juli  diharapkan mampu menciptakan energi persatuan dan persaudaraan bangsa Indonesia untuk memusatkan baik melalui media sosial atau secara langsung. Keuntungan besar euforia euro 2021 mampu mendominasi isu praktis politik buzzer kerap memecah belah secara up to down bertentangan dengan kepentingan politiknya. Namun, euforia euro tentu mengubah dinamika dan menumbuhkan kebahagiaan. Tak heran apabila adagium mengatakan sepakbola adalah cara untuk menyatukan bangsa Indonesia dari kecerabutan maka, sepantasnya sepak bola diletakkan sebagai olahraga mempraktekkan pancasila sedangkan olahjiwa entah sepakbola atau partai politik, kalau partai merah tak mungkin bisa olah jiwa bangsa Indonesia.

* Ditulis oleh Ahlan Mukhtari Soamole (Penulis adalah pendukung suporter Netherlands garis keras)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun