Mohon tunggu...
Ahlan Mukhtari Soamole
Ahlan Mukhtari Soamole Mohon Tunggu... Ilmuwan - Menulis untuk menjadi manusia

Perjalanan hidup ibarat goresan tinta hitam yang mengaris di atas kertas maka jadilah penah dan kertas yang memberikan makna bagi kehidupan baik pada diri, sesama manusia dan semesta dan Ketekunan adalah modal keberhasilan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Antisipasi Kebencanaan Colapse

19 Januari 2021   15:08 Diperbarui: 19 Januari 2021   15:35 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://conservationbytes.com

Oleh : Ahlan Mukhtari Soamole, ST*

Bencana adalah suatu fenomena alam kapan saja terjadi di muka bumi. Bencana alam merupakan bagian daripada rangkaian peristiwa suatu keseimbangan alam (natural balances) atau sebaliknya ketidakseimbangan alam. Sebagaimana bencana gempa bumi akibat dinamika suatu kerak bumi bergerak mengikuti arah pergerakan lempeng hal ini diakibatkan dari jalur tektonik lempeng dapat saja berdampak pada gempa bumi, sebaliknya banjir merupakan peristiwa alam akibat dari ketidakseimbangan alam dan lingkungan. Pada dasarnya alam memiliki keseimbangan gunung-gunung untuk menopang kerak agar dapat menahan gerak tektonik atau pepohonan berperan penting menyerap H2O disetiap intensitas air tinggi. Namun, ketidakseimbangan itu terjadi dengan ragam eksploitasi hutan, deforestasi, land clearing aktivitas pertambangan banyak membuka lahan hutan untuk proyek mengeksploitasi lingkup ekologis. Seyogyanya, perspektif merespon kebencanaan merupakan ikhtiar mendasar terutama dalam aspek konstruksi. Banyak fenomena menunjukan ketika bencana sebagaimana gempa bumi masih 6-7 SR atau banjir intensitas sedang melululantahkan setiap bangunan-bangunan di tempati. Kualitas bangunan menjadi prihatin dengan ragam mutu tak sesuai harapan. Perspektif pembangunan berdasar tahan gempa sudah dilakukan namun model konstruksi tahan gempa tak mengalami ketahanan ditentukan. Dalam guncangan tegangan 6-7 SR bangunan roboh, tentu hal ini menandai bahwa konstruksi tersebut belum memenuhi aspek quality control signifikan. Quality control atau pengendalian mutu suatu pekerjaan diukur berdasarkan kualitas dan biaya, bila mutu rendah maka biaya tinggi. Pengendalian mutu berperan penting dalam mengukur suatu kualitas produk. Sebagaimana dalam pengendalian mutu modern digunakan yaitu ISO 9000 meliputi beberapa : pertama, memeriksa material digunakan ke dalam. Kedua, SDM. Ketiga, alat. Keempat, metode. Kelima, pengawasan dan uji tes (Asiyanto, 2005). Menurut hemat penulis, pemilihan material digunakan bergantung pada kebutuhan. Dan faktor geologis misalnya, pembangunan fondasi, tanah lunak tentu membutuhkan batuan dengan kekuatan tinggi batu dasar granit, garnierit dll. Sebaliknya, tanah lunak tak dapat digunakan batuan sedimentasi gamping klastik maupun non plastik sebab batuan sedimen di tanah lunak mempercepat penguraian. Dan proses sedimentasi berikut dasar umum untuk identifikasi : pertama, berbutir kasar tidak kohesif, tipe-tipe berangkal-kerakal, kerikil, seragam dan bergradasi, berangkal-kerakal diameter lebih dari 200 mm paling banyak antara 200 mm dan 80 mm. Kerikil paling banyak antara seragam 80 mm dan 2 mm. Seragam pasir kasar seragam 2 mm dan 0,5 mm sedangkan pasir kasar seragam 2 mm dan 0,5 mm sedangkan bergradasi pasir saringan 0,5 mm dan 0,25 mm, saringan 0,25 dan 63 m. Keadaan berangkal kerakal dan kerikil ialah lepas homogen. Seragam bergradasi pasir keadaannya padat dan sedikit bersemen berlapis-lapis. Kedua, berbutir halus kohesif, tipe-tipe plasitas rendah lanau butir melewati seragam 63 m  tak terlihat nampak, tipe komposit antara tanah liat lanau kelempungan dan lanau organik lanau mengandung mika, keadaan lunak (homogen), tengah berlapis-lapis. Plasitas sedang-tinggi yakni lempung untuk plasitas sedang bongkah-bongkah kering dapat dipecah tetapi tidak menjadi serbuk, plasitas tinggi, lempung kurus dan gemuk berturut-turut memperlihatkan sifat-sifat tingkat sedang dan tinggi. Plasitas sedang lempung keberengkalan lempung kepasiran, nampak keadaan lunak, lunak terbelah atau tidak rusak homogen. Plasitas tinggi lempeng organik dan lempeng laterik keadaan kenyal dan keras atau berlapis-lapis dan lapuk. Ketiga, tipe gambut, bahan organik berserat-serat berwarna cokelat atau hitam, keadaan teguh seperti bunga karang (M. J Smith, 1981).

https://www.republika.co.id/berita/internasional/global/12/05/29/m4se9v-gempa-di-italia-utara
https://www.republika.co.id/berita/internasional/global/12/05/29/m4se9v-gempa-di-italia-utara

Tak dapat memungkiri bahwa konstruksi pembangunan di Indonesia high cost masih mempertimbangkan low material cost sehingga seringkali dipilih material low cost dapat berpengaruh terhadap pembangunan jangka panjang seringkali dilakukan ialah mengkombinasi material dengan bahan tambah untuk efisiensi suatu project ebangunan tertentu. Hal itu didukung oleh kinerja SDM terintegrasi penggunaan alat maupun efektivitas kerja dalam memperoleh mutu secara baik. Tantangan suatu Quality control terhadap konstruksi selain daripada menghasilkan kualitas produk. Pengendalian dilakukan pun dapat mengantisipasi suatu kebencanaan dapat implikasi buruk terjadinya colapse.

*Ditulis oleh Ahlan Mukhtari Soamole (Penulis adalah mahasiswa Pascasarjana UMI Makassar/ Pegiat Belajar Filsafat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun