Oleh: Ahlan Mukhtari Soamole*
Mengerti tentang hidup membutuhkan proses amat panjang memahaminya tak sekedar ditahu atau pengalaman terlewati. Mengerti hidup merupakan jejak-jejak perenungan hidup bermakna.Â
Manusia hidup lama di dunia terkadang menghabiskan waktu tak bermakna, berfoya-foya, pergaulan bebas, suka tipu, hedon dll, kenikmatan singkat berakhir pada penyesalan.Â
Ada orang hidup tak lama di dunia, mati muda, namun matinya membekas meninggalkan jejak hidup bermakna, karya-karya besar dihasilkan telah menginspirasi hidup yang menjadi keteladanan bagi zaman.Â
Tak dapat dipungkiri kita selalu mengharapkan kebahagiaan hidup bermakna itu. Kata orang bijak hidup tak sekedar hidup kalau sekedar hidup banyak juga binatang melata di hutan hidup.Â
Hidup bermakna adalah hidup dengan nilai kemanusiaan, kerja-kerja intelektual, pikiran progresif. Terkadang banyak pilihan hidup rumit memilih menjadi seorang memiliki kekayaan, status sosial tinggi, mapan namun pada saat sama menginginkan menjadi semuanya secara berlebihan mau menjadi tuhan untuk memiliki segala kekuasaan bukannya itu telah terjadi pada masa Firaun dan namrud.Â
Pilihan hidup dari hal secuil menjadi hal rumit itulah seringkali dialami manusia. Tak ada pilihan lain bagaimana kita dapat keluar dari diri terjebak dalam ketidaktahuan mungkinkah itu pengalaman biasa terlewatkan secara manusiawi tak mungkin mengarahkan hidup biasa saja, perjalanan panjang merupakan langkah fenomenal manusia beriringan kemampuan mengartikan hidup bermakna.Â
Perbuatan konkrit diperlukan adalah meletakan kehidupan pada aspek sosiologis, tanggung jawab sosial, menyertai langkah dalam memberikan keadilan dan kemakmuran bagi manusia. Salah satu cara adalah memanfaatkan politik untuk membentuk manusia secara beradab, Politik dibentuk merupakan pancaran kebaikan moral dan intelektual.Â
Zaman akan berubah semua berubah sebab segala sesuatu materi dalam bentuk relatif.Kepercayaan mendasar adalah menanamkan nilai kemanusiaan sebagai suatu pembangunan manusia bersifat tetap. Pembangunan manusia secara adil makmur, pembangunan manusia bermartabat.
*Ditulis oleh Ahlan Mukhtari Soamole (penulis adalah mahasiswa Pascasarjana UMI Makassar/ Pegiat Belajar Filsafat)