Mohon tunggu...
Ahlan Mukhtari Soamole
Ahlan Mukhtari Soamole Mohon Tunggu... Ilmuwan - Menulis untuk menjadi manusia

Perjalanan hidup ibarat goresan tinta hitam yang mengaris di atas kertas maka jadilah penah dan kertas yang memberikan makna bagi kehidupan baik pada diri, sesama manusia dan semesta dan Ketekunan adalah modal keberhasilan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

New Normal, Eksploitasi Tambang Masif

25 Mei 2020   12:34 Diperbarui: 26 Mei 2020   17:33 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: tomrooksby.wordpress.com

Aktivitas normal baru adalah bentuk keakraban manusia terhadap virus wabah melanda suatu negeri. Sejak perkembangan wabah virus dari maret lalu hingga kini sudah mencapai ribuan kasus, tak hayal juga Negara telah mengelolah cost penanganan virus mencapai 405 triliun anggaran besar di tengah krisis pangan karena pendemik. 

Tumpang tindih, etika politik Negara sembrono, kacau dan tanpa pemikiran fundamental terhadap kemanusiaan dan semesta. Masa pandemik berdampak luas seiring itu misi pemerintah kian menguat meningkatkan pertumbuhan ekonomi tak mencapai hasil, seolah pemaksaan, perampasan, rakyat dibuat tertindas salah satunya penghisapan cost kesehatan BPJS  harus dibayarnya. 

Begitu pula, pengesahan revisi UU Minerba baru saja dilakukan membuka laju kran investasi berdampak  ruang lingkup tambang hempit,  menciptakan kaum marjinal lingkar tambang tanpa mempertimbangkan kebebasan rakyat. Dan kemerdekaan dimilikinya. Suatu kebebasan mengenai hak yang wajib dihormati sebagai tanggung jawab terhadap martabat manusia (. S. Poespowardojo, 2015). 

Perkawinan korporasi dan pemerintah adalah cikal bakal kapitalisme-kapitalisme muda, kebijakan korporasi mendikte regulasi pemerintah yaitu percepatan pengesahan revisi UU Minerba yang bertolak belakang dengan prinsip asas konstitusional mengharapkan transparansi, akuntabilitas, dan keadilan. 

Otoritas kekuasaan pemerintah kian despotik, ancaman dibuatnya seolah menjadi jalan keluar. Kesempatan itu digunakan oligark menguasai sumber daya alam khususnya mineral, batubara maupun energi lainnya. 

Namun, pengolahan sumber daya alam melimpah tak berbanding lurus sistem pengusahaan tambang menyejahterakan berarti hadirnya usaha-usaha tambang menciptakan ketimpangan, HAM dan kemiskinan. 

Hal ini dikatakan para ahli seabagi natural resources course kutukan itu adalah cara-cara kapitalisme kian eksploitatif secara masif.

New Normal Sebuah Paradox

Sebelum wabah virus corona semakin luas berkembang sehingga menjadi aktivitas mencekam.Telah berlangsung lama suatu aktivitas destruktif yakni aktivitas normal eksploitasi tambang berbagai sektor usaha pertambangan di dominasi pemodal asing berasal dari China, maupun AS. 

China dalam pengusahaan tambang memiliki preferensi politik ekspansi dalam konsesus investasi pertambangan (baik, konstruksi smelter, maupun perusahaan secara kompherensif) China menerapkan sistem ketenagakerjaan, Negara menjadi tempat investasi harus dibarengi penempatan tenaga kerja China meskipun dalam UU Minerba telah diatur TKA dalam ketenagakerjaan 40% sedangkan tenaga kerja lokal 60 %. 

Presentase itu sepenuhnya tak terlaksana karena kapitalisme telah mendikte kebijakan pemerintah. Pertambangan adalah kegiatan membebaskan mineral di permukaan bumi maupun di bawah permukaan bumi, sarat deforestasi atau land clearing dalam aktivitas pertambangan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun