Mohon tunggu...
Ahlan Mukhtari Soamole
Ahlan Mukhtari Soamole Mohon Tunggu... Ilmuwan - Menulis untuk menjadi manusia

Perjalanan hidup ibarat goresan tinta hitam yang mengaris di atas kertas maka jadilah penah dan kertas yang memberikan makna bagi kehidupan baik pada diri, sesama manusia dan semesta dan Ketekunan adalah modal keberhasilan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Teknik 'Terdepan'

26 Februari 2020   21:58 Diperbarui: 26 Februari 2020   22:32 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar : internet

Oleh : Ahlan Mukhtari Muslim Soamole*

Suatu perubahan desak dunia mutakhir ini, menentukan cara pandang manusia masih eksploitatif menuju sebuah paradigma baru tuntutan terhadap kemajuan bumi, planet, lingkungan maupun kehidupan makmur manusia. Beragam pemikiran perlahan-lahan dipadukan dalam suatu multidimensional  effect melibatkan segala aspek secara terpadu dan berkelanjutan. Tentu, secara mendasar melibatkan segala atmosfer pemikiran yang memandang suatu kebutuhan. Dan kepentingan manusia secara urgensi terdapat di dalamnya nilai-nilai kultur, pemikiran sains dalam menjawab gejolak bencana alam, longsor, gempa bumi dan tsunami, begitu juga pula soal kemiskinan dan ketimpangan. Paradigma ini hanya dapat menyentuh perubahan itu manakala memiliki upaya konstruktif mental (psikologi), kemerdekaan berpikir (inovasi) dan paradigma murni terapan. Kombinasi kepastian ini bermaksud meniscayakan suatu pembangunan berdasar ketepatan atau akurasi, yang mengurangi aspek perdebatan tanpa kepedulian signifikan. Menurut F. Fukuyama (2010) sebagai integrasi kepentingan masyarakat sipil (civil society), korporasi maupun pemerintah (goverment) sehingga pembangunan ini  mengisi sebuah kepercayaan.
Di antara kepedulian dan kepercayaan melibatkan unsur kecerdasan emosional penting bagi keberlangsungan hidup manusia dalam kehidupan sosial masyarakat (Daniel Goleman, 2018).
Namun, seiring kemajuan dari berbagai perkembangan hasil teknologi. Kerapkali masih diketemukan tindakan eksploitatif suatu sikap dekandensi, hal ini terjadi pada watak Negara maju sebagaimana di AS, namun pengaruhnya pada Negara Indonesia tak secara kompherensif nampaknya corak budaya masih terdikotomi dalam dua dasar masyarakat tradisional dan masyarakat kota, masyarakat tradisional masih ditemukan upaya status sosial dan pengakuan sosial sedangkan masyarakat kota individual dan mengutamakan kompetisi. Dua hal komparasi ini merupakan nilai beragam tradisional dan modern, namun bercorak suatu kapitalisme.
Perkembangan dan perubahan pesat ini seolah membawa pada suatu zaman baru terlepas daripada zaman nuklir menghendaki upaya keselarasan pemikiran ' zaman nuklir' dengan perkembangan terjadi. Dan tak menghendaki perkembangan zaman nuklir namun watak pemikiran zaman batu. Paradigma mutakhir ini memiliki pembangunan pemikiran berkelanjutan yang memandang semesta secara pasti, kemanusiaan, keadilan. Sebagaimana menurut Capra dalam pergumulan sosial meniscayakan adanya keakraban penghormatan dan kepedulian manusia. Secara sains tak lagi bersifat materialistik-mekanis namun secara manusiawi. Pembangunan manusia dari tindak eksploitatif, pengaruh lembaga ekonomi dunia, IMF, World Bank, menjurus pada Kepentingan golongan tertentu. Golongan sebagai pemerintah kerapkali kebijakan pemerintah didikte oleh pemilik modal. Pandangan-pandangan mendasar itu memiliki kepastian pemikiran aktual suatu penerapan cara pandang terapan (Matematika dan Fisika), penerapan paradigma konsepsi dan praktik dalam mengupayakan suatu kemajuan pembangunan berdampak, pada keadilan dan kemakmuran. Spirit ilmu terapan tersebut semestinya menjadi barometer regulasi tanpa intervensi atau didikte otoritas tertentu. Dalam politik maka ditemukan paradigma polimetrik, memutuskan pembangunan dengan dasar-dasar logis dan kepastian. Pada ekonomi ditemukan ekonometrik, ide-ide ekonomi berdasar pada kepastian mendistribusikan keadilan dan kemakmuran, bilamana tanpa itu pembangunan dilakukan hanya mengarah segolongan kepentingan elite.
Teknik adalah salahsatu Ilmu terapan rekayasa dapat dilakukan pada pembangunan baik pembangunan manusia maupun pembangunan umumnya. Paradigma baru itu menuju pada kemerdekaan, suatu rekayasa sosial maupun politik atau polimetrik dalam membangun bangsa dan Negara menuju kemajuan.

* Ditulis oleh Ahlan Mukhtari Muslim Soamole (mahasiswa Pascasarjana UMI/ Pegiat Belajar Filsafat)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun