Mohon tunggu...
Henri Nugroho
Henri Nugroho Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang pelajar yang (ingin) bisa menulis!

Izinkanlah mata, telinga, dan hati menjadi pemantik imajinasi tiada henti.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Apakah Kita Siap Berdamai Dengan Covid-19?

20 Mei 2020   10:43 Diperbarui: 20 Mei 2020   10:51 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: via twitter @itsmeeyd

Beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo mengeluarkan statement bahwa masyarakat harus hidup berdamai dengan Covid-19 untuk beberapa waktu kedepan. Ya, hal ini sangat masuk akal mengingat belum ditemukannya vaksin yang mampu meredam penyebaran virus ini.

Selain itu, terdapat dorongan kuat untuk mencegah terjadinya resesi ekonomi yang semakin parah. Oleh karena itu, berdamai atau  hidup berdampingan dengan virus ini menjadi hal yang logis untuk dilakukan. 

Namun pertanyaannya, apakah kita siap berdamai dengan Covid-19?

Belum lama ini, sejumlah orang berkerumun di McDonalds Sarinah untuk mengikuti seremoni penutupan permanen restoran cepat saji tersebut (10/05/2020). Sontak, kejadian ini menggegerkan banyak pihak karena seremoni tersebut dilakukan saat pandemi Covid-19. Pihak kepolisian membantah bahwa kerumunan itu merupakan warga yang ingin merayakan penutupan restoran cepat saji tersebut.

Namun apapun alasannya, berkerumun dimasa pandemi ini merupakan tindakan yang tidak dibenarkan karena telah melanggar protokol kesehatan. Benar saja, tidak lama berselang, pihak pengelola dikenai denda oleh Pemprov DKI Jakarta sebagaimana diatur dalam Pergub Nomor 41 Tahun 2020 karena menyelenggarakan seremoni tersebut.

Selain di Sarinah, terdapat pula kasus yang hampir sama yaitu adanya kerumunan di Bandara Soekarno-Hatta. Bandara yang terletak di Cengkareng itu mulai dipadati calon penumpang ditengah pandemi Covid-19 (14/05/2020). Adanya kebijakan relaksasi transportasi yang dilakukan oleh pemerintah menjadi penyebab antrean panjang di Bandara Soetta.

Padahal, kebijakan tersebut ditujukan kepada pihak tertentu sesuai dengan Surat Edaran Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Nomor 4 Tahun 2020. Akan tetapi, kebijakan relaksasi transportasi dimanfaatkan sebagian masyarakat sebagai peluang pulang kampung.

Tidak hanya di daerah Jabodetabek, kerumunan juga terjadi di Yogyakarta tepatnya di gerai Dominos Pizza (16/05/2020). Kerumunan pada gerai yang terletak di Jalan Kyai Mojo, Tegalrejo tersebut sempat viral di media sosial. Panjangnya antrean disebabkan adanya promo pembukaan gerai baru di Dominos Pizza.

Meskipun sudah banyak anjuran untuk menghindari kerumunan, namun masih ditemukan orang yang mengantre untuk membeli dengan peluang promo yang ada. Respon cepat kemudian dilakukan oleh Satpol PP Kota Yogyakarta dengan menertibkan kerumunan tersebut.

Beberapa kasus diatas menjadi sebuah potret bahwa kita masih belum sanggup memahami apa yang harus dilakukan selama pandemi ini. Berdamai bukan berarti menyerah atau melakukan rutinitas secara bebas, tetapi sanggup beradaptasi dengan keadaan. 

Sanggup beradaptasi dengan keadaan, masyarakat harus disiplin melaksanakan protokol kesehatan karena kita akan hidup berdampingan bersama Covid-19. Hidup berdampingan tanpa kedisiplinan melaksanakan protokol kesehatan, sama saja hidup berdampingan dengan kekonyolan diri sendiri. 

Selanjutnya memahami kondisi sosial saat ini menjadi hal yang penting, jangan egois, masih banyak pihak yang berjuang untuk bertahan hidup ditengah  pandemi ini. Jangan sampai hanya karena ulah konyol seseorang, semua orang harus menanggung akibatnya. 

Selain itu yang lebih penting lagi adalah kebijakan yang dibuat oleh pemerintah harus tegas dan  konsisten dari pusat sampai dengan daerah, sehingga masyarakat dapat berperan serta mematuhi kebijakan tersebut untuk menciptakan ketertiban dan keteraturan sosial. 

Berdamai dengan Covid-19 tanpa sanggup memahami apa yang harus kita lakukan untuk berdamai merupakan isapan jempol belaka. Jangan sampai rencana kita untuk berdamai justru akan menjadi bom waktu yang suatu saat dapat meledakkan kurva persebaran Covid-19 di Indonesia.

Akhirnya, sebelum kita berdamai dengan Covid-19, berdamailah dengan akal sehat kita masing-masing.

Artikel ini ditulis bersama rekan saya, Andreas Aditya S P

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun