Tanpa sengaja tadi pagi saya menyaksikan tayangan sport7, yang memberitakan tentang para lurah di wilayah Bandung yang berinisiatif mengumpulkan dana untuk diberikan kepada klub sepakbola persib Bandung, yang sedang dikenai sanksi dan denda sebesar 1 milyar atas keikut sertaannya di kompetisi yang diharamkan PSSI. Aksi ini sendiri menurut mereka adalah spontanitas, tanpa paksaan,sama halnya dengan yang sebelumnya di lakukan bobotoh persib dengan mengumpulkan koin dari para warga,yang di lakukan tidak hanya di kota Bandung, tapi juga di beberapa wilayah jawa barat.
Di satu sisi, tindaka-tindakan tersebut dapat dipahami sebagai wujud kecintaan publik Bandung dan jawa barat pada umumnya terhadap persib Bandung,dan layak di apresiasi. Namun di sisi lain,saya secara pribadi merasa miris, karena ternyata kepedulian mereka(para lurah dan bobotoh) ditujukan untuk sesuatu yang kurang tepat. Apapun alasan di balik kegiatan pengumpulan dana itu,saya yakin P.T Persib Bandung Bermartabat selaku pengelola persib masih cukup kaya untuk membayar denda tersebut. Dan tanpa bermaksud memperlebar masalah, rasanya kita semua tahu, potret kemiskinan terpampang nyata dan jelas di bumi parahyangan. Tak terhitung lagi beberapa acara televisi yang menampilkan potret kemiskinan (misalnya Jika aku menjadi, orang pinggiran) menjadikan warga Jawa barat bahkan kota Bandung sebagai obyeknya. Terlepas dari obyektifitas acara-acara tersebut, kenyataan yang saya sendiri tahu secara langsung juga membuktikan hal itu.
Memang saya tidak punya data pasti mengenai angka kemiskinan di Jawa barat,atau Kota/kabupaten Bandung,dan kita semua tahu,kemiskinan terjadi tidak hanya di Jawa barat ataupun Bandung. Namun alangkah bijak dan bermanfaatnya jika dana yang terkumpul di berikan untuk yang lebih memerlukan. Kalaupun saat ini tidak dengan alasan tujuan mengumpulkan dana memang untuk diberikan kepada persib, setidaknya di lain waktu mereka mau berinisiatif menggalang dana untuk saudara-saudara 'miskin" mereka. Saya yakin, persib dengan begitu banyak sponsor masih mampu membayar denda yang di berikan PSSI. Sejauh yang saya tahu, entah karena tidak dipublikasikan atau memang benar-benar tidak ada,saya belum pernah mendengar para lurah mau mengumpulkan sumbangan untuk,misalnya korban bencana.
Jadi,,kumaha pak lurah...??? sudahkah warga anda makmur sampai sempat-sempatnya "nyumbang" klub sepakbola...?????