Mohon tunggu...
Agus Sastranegara
Agus Sastranegara Mohon Tunggu... Administrasi - bukan pujangga, hanya pemuja kata

Bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menjadi Presiden Itu Berat, Kamu Ga Bakal Kuat, Biar Jokowi Saja

26 Februari 2018   19:13 Diperbarui: 26 Februari 2018   19:56 672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pesona Film "Dilan 1990" masih menarik minat berbagai kalangan masyarakat Indonesia untuk melihatnya. Mulai dari anak muda, tua seakan tersihir oleh film ini tidak terkecuali orang nomor satu di republik ini. Pada hari minggu kemarin dengan senyum khasnya, bapak Jokowi menunjukkan tiket nonton film Dilan disebuah bioskop kawasan Senayan, Jakarta tanggal 25 Februari 2018 kemarin. Tanggapan positif pun disampaikan setelah keluar bioskop. 

Sebenarnya apa yang ingin disampaiakan oleh Pak Jokowi ini dengan menyempatkan untuk menonton film dibioskop kepada semua orang?. Siapapun paham bagaimana kesibukan beliau sebagai kepala negara, agendanya pasti padat merayap. Secara simbolis bahwa Presiden ingin menyampaikan agar masyarakat mengapresiasi produk dalam negeri. Film ini merupakan film garapan anak negeri, dengan dukungan dari orang nomer satu di negeri ini tentunya akan menambah nilai atau menunjukkan bahwa film-film dalam negeri juga masih bisa bersaing dengan gempuran film asing. Selain dadipada ifu, pesan yang ingin disampaikan adalah bahwa Bapak Jokowi menyukai hal-hal yang sederhana, tidak berlebihan tapi mengena dihati.

Bahasa yang digunakan dalam film tersebut mudah dimengerti sama seperti gaya bahasanya dari bapak Jokowi, yang tidak terlalu tinggi akan tetapi langsung kepokok permasalahan. Mungkin, Presiden kita ini bukan tipe orang yang pandai dalam mengolah kata, beretorika bahkan tidak jarang kita melihat bahwa Jokowi menggunakan catatan dalam pidato acara resmi. Apakah salah seorang Presiden menggunakan "contekan" dalam berbicara didepan umum?

Tentunya banyak ragam pendapat tentang hal ini, penulis melihat bahwa Bapak Jokowi ingin lebih berhati-hati dalam berbicara didepan umum. Hal ini bisa dipahami karena dijaman yang serba cepat dan teknologi yang semakin maju, tentunya beliau tidak ingin "terpeleset" bicara yang akan dimanfaatkan oleh lawan-lawan politik untuk menyerangnya. Semua orang pasti masih ingat ketika Ahok "keseleo" lidah ketika sedang kampanye di Pulau Seribu dan berdampak besar kepada kehidupan politiknya.

Oleh karena itu, dalam menyampaikan berita kepada masyarakat harus tepat akurat sehingga tidak terjadi kesalahpahaman dalam menerimanya. Sedikit saja salah bicara dapat menimbulkan kegaduhan dimana-mana karena beliau adalah kepala negara. Bahkan sekarang penyampaian sudah dipersiapkan pun bisa "dipelintir" sehingga terkadang dimanfaatkan oleh golongan tertentu untuk menyalahkan pemerintah. Sebagian rakyat melihat bahea menjadi Presiden itu enak, bahagia sampai orang banyak yang rela melakukan apapun demi bisa duduk di RI 1. 

Segala cara dilakukan oleh oknum-oknum tertentu supaya bisa memuluskan langkah ke Istana Kepresidenan termasuk dengan cara yang tidak baik. Saracen adalah salah satu contoh bagaimana cara-cara yang tidak baik dalam kampanye. Terungkap bahwa kelompok ini menyebarkan berita hoax's yang tujuannya jelas ingin menghancurkan kelompok tertentu.

Isu-isu belakangan ini mulai dari isu kebangkitan PKI, penyerangan ulama, isu agama menjadi hal yang selalu fitujulan kepada Jokowi. Tujuannya jelas, yaitu agar beliau tidak terpilih lagi dalam Pilpres 2019 nanti. Beberapa kelompok yang menghembuskan isu tersebut semakin intens dalam mengolah isu-isu tersebut agar rakyat terpengaruh dan tidak akan memilih lagi Jokowi untuk kedua kali. Tentang siapa yang bermain dibalik ini semua, walaupun masih samar tetapi sudah dapat meraba siapa mereka. 

Isu PKI bukan kali ini saja terdengar, pada saat Jokowi pertama kal dicalonkan menjadi Presiden pada pemilu 2014 kemarin telah berhembus kencang. Mulai isu PKI, ada yang melemparkan isu bahwa Jokowi keturunan Cina bahkan sampai silsilah keluarga pun ditelusuri, meskipun sampai sekarang tidak terbukti. Siapapun dibalik isu-isu ini harusnya tidak melakukan hal tersebut, karena dengan melakukan fitnah tanpa bukti secara tidak langsung mengakui bahwa Jokowi masih sulit untuk dikalahkan bahkan pada 2019 nanti. 

Untungnya, sosok Jokowi adalah orang yang penuh perhitungan dalam bersikap. Seolah oemain catur ulung, beliau memikirkan tiap langkah yang diambilnya. Tidak mau terburu-buru, sabar dan selalu tersenyum adalah caranya mengatasi semua hal yang dituduhkan kepadanya. Beliaubtidak reaktif dalam menanggapi berbagainisu miring kepada dirinya bahkan setelah menjadi Presiden tetap kalem.

Cara yang elegan sering ditunjukkan dalam membalas setiap tudingan yang langsung mengarak kepadanya. Ketika ada yang mengatakan dirinya tidak pro Islam, diwaktu berdekatan Pak Jokowi "sowan" ulama-ulama. Otomatis gugur sudah isu yang menyatakan Jokowi memusuhi Islam. 

Ketika ada yang menyatakan beliau Presiden yang penakut, tanpa gembar gembor di media beliau mengunjungi Pakistan, Afganistan yang rawan dan masih menjafi negara konflik. Tidak semua orang bemari melakukannya. Bantuan yang diberikan kepada Rohingnya dan mengunjungi langsung adalah bukti tidak terbantahkan bahwa pemerintah perduli dengan umat islam dan Rohingya yang pada beberapa waktu yang lalu dianggap bahwa beliau tutup mata akan kasus rohingya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun