Mohon tunggu...
Mohamad Agus Yaman
Mohamad Agus Yaman Mohon Tunggu... Freelancer - Seniman

kreator Prov. Kep. Bangka Belitung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Media Komunikasi Tradisional

26 Februari 2021   13:55 Diperbarui: 26 Februari 2021   13:58 1906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
alat musik tradisional Bangka Belitung (foto:agusyaman)

Dipedesaan atau daerah pedalaman, masih banyak masyarakat kita menggunakan komunikasi tradisional, atau suatu penyampaian pesan kepada orang lain menggunakan media tradisional, dikarenakan tempat atau daerah tersebut belum tersentuh modernisasi atau belum berkembang ke arah teknologi modern. 

Media tradisional dapat juga berupa cerita rakyat (folklore), sebagai pengesahan atau penguat adat, dapat juga sebagai alat pendidikan, atau sebagai alat pengendalian sosial.

Komunikasi sudah dikenal sejak dulu, kala meliputi kegiatan menulis, berbicara, menggambar, memahat dan sebagainya, menjadi alat komunikasi nonverbal, verbal, dan visual. Kemudian komunikasi terus berkembang dan menjadi komunikasi elektronik seperti; telefon, surat elektronik, televisi, dan sebagainya. Namun, walaupun media komunikasi terus maju pesat, media komunikasi tradisional tetap berdiri kokoh/tegak hingga sekarang ini. Alat musik tradisional berupa alat musik petik, gendang, gong, bedug, daun lontar, burung merpati, asap, api, kentongan, dan lain sebagainya termasuk dalam media tradisional. Benda-benda ini tersebar di seluruh daerah di Indonesia. Semua memiliki kegunaan dan manfaat bagi masyarakatnya, menjadi media komunikasi mereka.

Media tradisional tersebut sekarang ini masih dapat kita lihat dipedesaan dan banyak dimanfaatkan oleh pekerja seni sebagai properti dalam seni pertunjukannya, lalu karya itu mereka masukkan ke dalam media sosial, maka jadilah media tradisional masuk ke dalam ranah media elektronik. Penyatuan ini memberi dampak pengetahuan bagi masyarakat luas, orang yang tidak tahu menjadi tahu.

Seni pertunjukan seperti seni tari tradisional, seni tari kreasi, tari modern, tari kontemporer, drama tari, musik dan teater menjadi tempat ekplorasi seluruh elemen komunikasi. Sebagai contoh mudah pada drama atau teater atau film di televisi, ketika di suatu desa seorang bapak berperan sebagai penjaga malam, membawa/menggunakan dan memukul kentongan bambu sebagai suatu tanda kepada masyarakatnya. Maka ia sudah menggunakan media tradisional sebagai komunikasinya, atau seorang aktor mengenakan busana serba hitam membawa dupa mengeluarkan asap dengan tampang yang sangar, penonton akan memaknai jika aktor menceritakan seorang dukun dalam suasana sakral. Pertunjukan ini dapat dengan mudah kita mengerti, sedangkan media tradisional yang dipergunakan sudah biasa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari dan mudah kita memaknainya.

Pada dasarnya, seniman tari kreasi bergantung pada seni tradisional, karena kebanyakan mereka kreativitasnya masih berpijak pada seni tradisional dan masih bergantung pada media tradisioal, mereka menjadikannya properti untuk karya tari. Menjadikannya sebagai bahan baku untuk berkreasi, serta memanfaatkan teknologi untuk menjadikan seni pertunjukan mereka menjadi spektakuler, sebagai contoh; penggunaan lighting, soundsystem, latar belakang, layar lebar, dan sebagainya.

Komunikasi dalam seni pertunjukan dapat juga berupa proses gerak yang pesannya hendak disampaikan kepada penonton, dikonsep/dialihkan dari koreografer kepada penari, dengan maksud menginformasikan apa bentuk geraknya, komposisi ataupun pola lantainya di buat sedemikian rupa agar penonton mengerti dan merespon dengan tepuk tangan yang meriah, tersenyum dan kagum, ini merupakan timbal balik dari informasi yang disampaikan.

Demikian sedikit pelajaran ilmu komunikasi yang dapat saya sampaikan, sebagaimana yang telah saya telaah setelah belajar ilmu komunikasi sekaligus berprofesi sebagai seniman (koreografer) tari tradisional, kreasi dan kontemporer. Padahal sebelum saya belajar ilmu komunikasi, saya mencipta tarian hanya berdasarkan kreatifitas saja tanpa ada pembekalan dari ilmu komunikasi. Saya harapkan ada masukan dan pendapat dari saudara-saudara se profesi dan yang menguasai Ilmu Komunikasi, terima kasih. Salam hangat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun