Mohon tunggu...
Mohamad Agus Yaman
Mohamad Agus Yaman Mohon Tunggu... Freelancer - Seniman

kreator Prov. Kep. Bangka Belitung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cultural Universal di "Pulau Kecilku" yang Bermasyarakat Multikultural

12 Oktober 2020   10:53 Diperbarui: 12 Oktober 2020   11:00 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keindahan pantai di pulau kecilku Bangka (foto:maulana@able)

Mata pencaharian para pendatang.

Minoritas masyarakat Jawa berprofesi sebagai petani, sedangkan di perkotaan seperti kota Pangkal pinang, Sungailiat dan Mentok, Toboali dan Koba mereka berprofesi sebagai pegawai negeri sipil, karyawan swasta, pedagang, usahawan, dan lain-lain. Di sudut-sudut kota mereka sebagai pekerja/penambang timah dan buruh harian. Masyarakat Jawa cukup mendominasi tenaga kerja.

Masyarakat Sunda lebih banyak bekerja di perkantoran, baik pemerintahan maupun swasta. Ada yang sudah menjadi kepala dinas, pegawai negeri sipil, tenaga kontrak dan usahawan.

Suku Bugis lebih banyak menempatkan mata pencahariannya sebagai nelayan, karena itu mereka lebih banyak tinggal di pesisir-pesisir pantai. Orang Padang atau Minang banyak membuat usaha rumah makan. 

Hampir di tiap kota di Bangka Belitung rumah makan Padang berdiri dengan ciri khas arsitektur rumah gadang dan para pramusaji yang identik membawa piring-piring kecil dari telapak tangan hingga ke lengan. 

Ada sebagian orang Minang juga membuka usaha dagang peralatan rumah tangga, penjahit dan penjual pakaian. Sedangkan usaha dagang yang mudah dikenal dan pertama kali ada di Bangka adalah usaha dagang "Serba serbu". 

Usaha dagang ini menggunakan mobil pick-up, dipenuhi peralatan rumah tangga, lalu berkeliling kota dan pedesaan dengan memasang musik sekeras-kerasnya melalui Microphone maupun Toa agar menarik perhatian pembeli dan mudah dikenali. 

Kemudian pada hari-hari libur mereka akan menetap pada satu perkampungan lalu menyewakan tempat kosong di halaman rumah penduduk dan membuka tempat penjualan sehari, dua hari hingga seminggu, kemudian pindah ke perkampungan lainnya.

Bahasa

Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa penduduk Pulau Bangka Belitung yang semula dihuni orang-orang suku laut, membentuk proses kulturisasi dan akulturasi. Orang-orang laut itu sendiri berasal dari berbagai pulau. 

Orang laut dari Belitung berlayar dan menghuni pantai-pantai di Malaka. Sementara mereka yang sudah berasimilasi menyebar ke seluruh Tanah Semenanjung dan pulau-pulau di Riau. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun