Mohon tunggu...
Mohamad Agus Yaman
Mohamad Agus Yaman Mohon Tunggu... Freelancer - Seniman

kreator Prov. Kep. Bangka Belitung

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Megat Serimbun Daun

6 Februari 2020   09:45 Diperbarui: 6 Februari 2020   09:57 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi "Tepulut" by Agus Yaman

Burung Kerakonkon dibawanya pulang dengan penuh kasih sayang. Kemudian sesampainya di rumah burung tersebut dimasukkan ke dalam sangkar yang ada dikamarnya dan kamar itu kemudian di kunci dari luar takut jika burung tersebut kabur. 

Megat tergesa-gesa memanggil pawang untuk menebar serta melangir (menjampi-jampi) burung tersebut supaya burung Kerakonkon dapat berubah kembali menjadi seorang putri yang terkenal cantik jelita. 

Burung Kerakonkon segera di langir dan di taber oleh pawang. Dayang-dayang yang mengikuti arah rumah Megat berdatangan untuk menyaksikan kejadian yang mereka harapkan putri dapat kembali menjadi manusia, dan akhirnya Kerakonon berubah kembali menjadi seorang putri yang sangat cantik jelita. Putri cantik itu bernama Putri Urai Emas.

Pawang memberikan petunjuk saran dan pesan kepada Megat dimana Putri Urai Emas mempunyai pantangan, jangan sekali-kali pantangan tersebut dilanggar, pantangan itu ialah; jangan sekali-kali putri urai emas menari dan orang-orang mencari kutu di atas kepalanya, dan apabila pantangan ini dilanggar maka sang Puteri Urai Emas akan menjadi burung kerakonkon kembali. Hal ini menjadikan Megat menjadi was-was, oleh karena itu berusaha secepat mungkin untuk segera menikahkan Putri Urai Emas.

Keesokan harinya Megat Serimbun Daun dan Putri Urai Emas telah mempersiapkan diri untuk menikah. Pada saat itu para dayang-dayang berkemas-kemas mempersiapkan diri untuk mempersiapkan segala keperluan pernikahan termasuk mempercantik Putri Urai Emas dan mereka menyisir rambut dan sekaligus membuang kutu-kutu di atas kepala sang Putri.

Acara pernikahan antara Megat Serimbun Daun dan Putri Urai Emas segera dimulai, tetapi sayang karena pada saat itu Putri Urai Emas merasa pusing. Putri Urai Emas sedikit demi sedikit berubah menjadi burung Kerakonkon. Setapak demi setapak burung tersebut keluar menuju pintu dan akhirnya terbang dan menghilang dalam hutan. Megat sadar ia tidak memberitahukan pantangan tersebut kepada dayang-dayang Putri Urai Emas.

Nasi telah menjadi bubur, segala yang dicita-citakan dan direncanakan oleh Megat menjadi sia-sia belaka. Karena merasa bersalah para dayang mengajak Megat pergi ke tepi pantai untuk menghiburnya serta bercanda agar apa yang terjadi pada masa lalu hilang dari ingatan Megat.

Kisah ini masih berbekas di hati saya, demikian dalam pelajaran yang diberikan orantua saya kepada saya. Jika tidak semua keinginan kita dapat terkabul dan kesalahan dapat terjadi pada diri kita atas kesalahan sendiri ataupun kesalahan orang lain yang kemudian juga kesalahan itu menghampiri kita. Sedangkan orang baik yang melakukan kesalahan pada orang lain baiknya meminta maaf dan menghiburnya agar masalah dapat dijernihkan kembali.

ingat, apa yang kita cita-citakan tidak selalu dapat terkabul dan ada sesuatu yang lain yang lebih baik telah dipersiapkan Tuhan kepada kita.

ilustrasi (Yiyin & Dewi)
ilustrasi (Yiyin & Dewi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun