1. bebantan tahun (setiap tahun) sekitar bulan Juni.
Menurut cerita orang-orang tua ratusan tahun yang lalu pernah juga pesta Bebantan ini di dukung oleh masyarakat dengan cara meminta bantuan sukarela dan ada yang memberi se suku, setali dan setiap yang ikut pesta membawa makanan masing-masing.
Cara Pelaksanaan;
Dukun meletakkan barang-barang serba 4 dalam ancak seperti; ketupat, pisang, tumpeng, pinang, rokok, lepat, telur 1 butir, sirih, dll. Dukun duduk berandai di atas perahu sedangkan buaya yang di anggap penunggu lubuk datang dan berhenti di ujung kaki dukun sambil membuka mulutnya, Kemudian dukun memberikan (memasukkan) sebutir telur dan pisang.Â
Setelah selesai buaya tersebut meninggalkan tempat upacara dan dukun memberitahukan kepada masyarakat yang ikut dalam upacara tersebut untuk mandi bersimbur, setelah selesai makan bersama dari makanan yang mereka bawa masing-masing.Â
Pada masa 1989 diceritakan jika dukun pada saat itu diperankan oleh keturunan dukun terdahulu bernama: Djahar Bin Djahir. Sejak masa beliau sudah tidak pernah lagi buaya datang demikian lagi, hanya beliau kadang-kadang melakukan taber seperti biasa, yaitu buaya tidak pernah lagi dipanggil untuk datang ke tempat upacara tersebut.
Memanggil Buaya Nakal
Menurut cerita orang-orang tua yang dapat di data adalah lebih kurang pada tahun 1935 terjadi seorang ditangkap seekor buaya bernama Jalnur. Sebenarnya yang ditangkap buaya itu di daerah desa Gadung, kemudian buaya tersebut pergi  ke hulu dan sampai ke daerah desa Jeriji.
Lalu pak Dukun (pak Djahir waktu itu) mengatakan kepada masyarakat agar jangan pergi ke sungai karena ada buaya nakal dan sering terjadi apa yang disebut buaya datang, seperti buaya dari Gadung tersebut atau datang dari laut yang sering menyeberang atau buaya yang di serang oleh buaya-buaya yang ada di lubuk-lubuk yang sudah masuk dalam kekuasaan Dukun desa Jeriji, kalau terjadi hal tersebut di atas maka pak Dukun mengadakan;
1. Si Dukun mengadakan pencarian serba 16 (enambelas) dan di bawa masuk ke ancak seperti cara serba 4 (empat) dan Dukun membaca mantra-mantra lain berbunyi;Â "mengharapkan agar buaya yang bersalah segera ditunjukkan (dibuktikan)".
2. Dukun memasang pancing dengan umpan seekor ayam hidup. Ayam tersebut diperoleh dari bantuan masyarakat setempat.