9. 1 buah jantung (jantung dari ketan)
10. 1 buah perahu-perahuan
11. 7 buah pengayuh-pengayuhan
12. 7 buah arang-arangan
13. 7 buah senapang-senapangan, dll.
Bahan-bahan tersebut diungkapkan oleh pak dukun setelah menghubungi Gegadang (kepala desa) untuk bermufakat dan mengundang para pemuka-pemuka masyarakat setempat. Dalam permufakatan tersebut pak dukun mengemukakan maksudnya seperti "kita mau mengadakan Bebantan (taber sungai) sebagaimana tahun-tahun yang lalu".
Alat-alat tersebut diatas dibawa ketempat upacara, di tempat upacara telah disediakan ancak (sama dengan wadah). Di atas ancak itu diletakkan barang-barang serba 4 (empat) seperti; 4  buah ketupat, 4 buah lepat, 4 buah pisang, 7 butir telur dan 1 ekor ayam panggang.Â
Kemudian pak Dukun membaca-baca mantra yang isinya lebih kurang seperti ini, "Mengharuskan keselamatan masyarakat dari gangguan buaya, buyut (hantu dalam sungai), dll masa yang akan datang".Â
Menurut pak Dukun (dalam ilmu perasaannya) setelah barang-barang tersebut sudah siap di makan, maka pak Dukun mengajak peserta upacara untuk makan bersama. Selesai makan bersama maka pak Dukun mengucapkan, "Mulai hari ini sampa hari ketiga semua masyarakat jangan pergi ke sungai". Menurut pak Dukun selama tiga hari itu buaya, buyut, dll berkeliaran untuk mengusir buaya-buaya dan buyut-buyut lain yang nakal.
Desa Jeriji
Bebantan terbagi dalam dua cara;