Mohon tunggu...
Mohamad Agus Yaman
Mohamad Agus Yaman Mohon Tunggu... Freelancer - Seniman

kreator Prov. Kep. Bangka Belitung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menanti Era Keemasan para Penari

9 Oktober 2019   10:02 Diperbarui: 23 November 2020   12:38 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tari kreasi "bebantan" karya M. Agus Yaman diangkat dari upacara adat Bebantan

Koreografer, komposer, penata artistik maupun seniman-seniman lain yang ahli dibidangnya apabila memiliki murid/generasi muda yang menyukai seni budaya sejalan dengannya, sudah pasti mengajari muridnya dengan baik, karena mereka membutuhkan penerus keahliannya, dan ingin ada yang seperti dirinya. 

Kebanyakan dari murid-murid yang kita ajarkan, kita tidak akan pernah tahu jadi apa mereka dewasa nanti. Jika mereka menjadi orang penting di Republik ini, kita harapkan ia dapat meningkatkan pembangunan bidang seni budaya, meningkatkan seni yang kita ajarkan, mensejahterakan para pekerja seni, karena negara kita kaya akan kesenian dan kebudayaan. Jika ia menjadi Menteri Kebudayaan dan Pariwisata maka akan lebih mengembangkan seni budaya kita, demikian juga jika ia menjadi Gubernur ataupun Kepala daerah lainnya, daerah tersebut akan ia makmurkan.

Generasi muda adalah aset bangsa. Apabila ia tekun menggeluti bidang yang ia kuasai ia akan mampu mencapai tujuannya, jika ia disipllin menggeluti dunia seninya, ia akan mampu menjadi seniman kelas dunia dan mempromosikan seni budaya Indonesia ke luar negri. Bisa saja kesukaan mereka pada bidang yang mereka geluti dari kecil akan menjadi penopang utama masa depannya, sebagai contoh menyukai bidang seni pertunjukan, maka semakin bertambah usianya semakin cinta ia pada seni pertunjukan dan ilmu pengetahuan seni budayanya akan bertambah.

Biasanya generasi muda di daerah-daerah terpencil setelah selesai Sekolah Menengah Atas mereka bercita-cita ingin melanjutkan kuliah di Universitas atau Institut Kesenian di kota-kota besar Indonesia dan mengambil bidang seni tari atau seni pertunjukan lainnya. Dalam kurun waktu 3,5-4 tahun ia menyelesaikan kuliahnya dengan nilai yang baik dan menguasai pengetahuan dan pengalaman-pengalaman yang ia dapatkan selama belajar. Demikian juga pengalaman yang didapat dari pergaulannya beserta seniman lain, dan dari ujian praktik di universitas atau karena seringnya diajak teman-temannya untuk pentas di pertunjukan.

Selesai kuliah kebanyakan dari mereka akan kembali ke daerah asalnya mencari pekerjaan sebagai pegawai honorer, guru honorer dan ikut test CPNS. Disinilah ia mulai belajar untuk mandiri, dalam mengisi hari-hari kosong ia bisa kembali menari kepada koreografernya yang dulu pernah mengajarinya atau membangun kelompok sendiri, lalu membuat karakter tarian sendiri dari ilmu yang ia dapatkan. Ini dilakukan sembari menunggu panggilan pekerjaannya, bahkan mereka juga akan membangun sanggar seni sendiri, jika ini terjadi maka ia sudah menjadi saingan dalam bisnis hiburan didaerahnya. Namun, saya tidak mencoba mengajak pembaca untuk berfikiran negatif pada persaingan ini, karena ini merupakan perkembangan dari Sumber Daya Manusia itu sendiri. Ia dapat membangkitkan semangat cinta seni budaya pada generasi-generasi muda lainnya dan ini akan memajukan seni budaya daerahnya.

Jika ada festival atau parade tari didaerahnya bisa saja dalam festival atau lomba tersebut ikut hadir sanggar-sanggar seni yang pernah menaunginya dulu, koreografer yang dulu pernah mengajarinya menjadi lawan dalam lomba/festival tersebut, dan disini saya yakin tidak ada kesombongan dalam dirinya walau harus bersaing dengan koreografernya dulu. Disinilah ia akan menunjukkan ilmu-ilmu yang ia dapat dari sekolahnya dulu.

Berikut suka duka saat menghadapi hal demikian itu yang pernah terjadi pada penulis.

1. Jika dulu koreografer berlaku baik kepadanya sewaktu belajar menari maka akan terjadi temu kangen, saling bertanya dan saling bercerita, saling tertawa mengingat masa lalu dan pembicaraan akan berlanjut akan bagaimana dirinya nanti (masa depannya).

2. Akan terjadi sedikit ketegangan jika dulu koreografer tidak begitu memperdulikan dirinya atau tidak pernah diajak pentas, maka pertemuan akan sedikit hambar, hanya saling menyapa dan salaman kemudian lomba.

3. Ada rasa cemas sendiri dalam hati koreografer. Demikian juga dengan mantan muridnya, akan cemas apa yang menjadi hasil festival nanti. Sedangkan koreografer akan besar rasa penasarannya terhadap karya tari mantan muridnya karena sendikit banyak berkat dia lah muridnya menjadi seorang pecinta seni tari.

4. Mantan murid akan sedikt merasa enggan untuk berlomba dengan koreografernya dulu namun sedikit banyak ia ingin menunjukkan hasil sekolahnya selama ini, dan mungkin masih banyak suka duka yang akan terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun