Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Penyanyi Tunanetra, Risma, dan Rumah Besar Muhammadiyah

28 Agustus 2022   05:52 Diperbarui: 28 Agustus 2022   05:55 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Muhammad Hilbram alias Ibam menerima hadiah dari Prof Haedar Nashir. foto: smamx 

Kepala SMAMX Sudarusman mengaku, sekolahnya mengasuh 78 siswa disabilitas. Jumlah ini bisa dibilang paling banyak dibandingkan sekolah-sekolah lain di Jawa Timur.

"Sejak mendirikan sekolah tahun 2015, saya bertekad untuk memberi porsi khusus bagi anak-anak disabilitas," katanya.

Menurut dia, ada empat klaster siswa disabilitas di SMAMX. Klaster pertama, anak-anak disabilitas yang belajar di kelas reguler tanpa pendampingan. Klaster kedua, anak-anak disabilitas di kelas reguler dengan pendampingan.

"Untuk klaster tiga dan empat, mereka yang menjalani terapi," jelas pria kalem ini.

Kata Sudarusma, Ibam salah satu siswa disabilitas yang bisa belajar tanpa pendampingan. Dia memiliki kecerdasan musikal. Seperti halnya Fariza dan Rizky, dua temannya yang bergabung di orkestra. Selain bermusik, mereka juga belajar Alquran braile.

"Sejauh ini mereka nyaman-nyaman saja belajar. Mereka bisa mengaransemen lagu Derap Berkemajuan itu dua hari sebelum tampil," kata Sudarusma.

"Kemarin, Ibam juga sudah berani menjadi imam salat. Dia ngaku deg-degan karena baru pertama kali," imbuh dia, lalu tersenyum.

Di SMAMX, sambung dia, untuk kelas 10 sampai 11 pelajaran formalnya tidak kelewat banyak. Para siswanya lebih banyak belajar untuk pengalaman ketrampilan.

"Prosentasenya 70 banding 30 persen lah. Kalau sudah kelas 12 kebalikannya, karena mereka harus mempersiapkan kelanjutan studi ke perguruan tinggi," jelas pria yang menjabat ketua LSBO PWM Jatim ini.

Sudarusman menambahkan, tiap tahun jumlah siswa disabilitas terus bertambah. Tak sedikit pula lulusan sekolahnya yang kemudian masuk perguruan tinggi negeri.

Lantaran itu, dia kini mempersiapkan tempat baru. Namanya, Griya Disabilitas. Lokasinya di bekas RSIA Siti Aisyiyah, Jalan Pacar Keling 45, Surabaya.

"Kita mau soft launching, insya Allah  tanggal 1 September nanti," tutupnya. (agus wahyudi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun