Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Simpan Buku Khutbah Salat Id yang Makin Langka

5 Mei 2021   19:05 Diperbarui: 5 Mei 2021   19:08 1181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi foto: sumsel.kemenag.go.id

Sejak kecil, saya dibiasakan untuk mendengarkan khutbah Salat Id sampai kelar. Keluarga saya selalu menganjurkan hal itu. Karena begitulah sunnahnya. 

Itu sebabnya, usai salat Id, baik di Hari Raya Idul Fitri maupun Hari Raya Idul Adha, saya tetap duduk dan bubar setelah khatib mengakhiri khutbahnya.

Saat mau beranjak pulang yang disambut kerap matahari yang mulai meninggi, saya melipat sajadah. Sementara kertas koran yang saya pakai melapisi sajadah, saya sisihkan di pinggir jalan. Orang-orang juga banyak yang melakukan hal serupa.

Biasanya, sejumlah pemulung sudah siaga. Mengumpulkan dan melipat koran-koran bekas dipakai salat Id itu. Saya acap menyaksikan mereka pulang dengan membawa tumpukan koran dengan menumpangi becak.   

Semasa kecil hingga remaja, saya selalu Salat Id di Taman Bungkul, Surabaya. Masa itu, Taman Bungkul belum diubah menjadi taman yang modern seperti sekarang. Masih gersang.

Salat Id di Taman Bungkul dilakukan bukan hanya di Taman, tapi juga di Jalan Raya Darmo. Penyelenggaranya, Yayasan Padi Darmo. Semua isi ceramah dari khatib Salat Id di Tamam Bungkul selalu dicetak dalam bentuk buku.

Di cover buku ditampilkan foto penceramah dalam ukuran full. Kemudian dicantumkan nama penceramah dengan gelar lengkap. Berikut tema khutbahnya.   

Di dalam buku ada materi khutbah lengkap. Ada tulisan Arab berikut artinya. Kadang font-nya kecil membuat banyak orang yang membaca mengernyitkan dahi.

Selain materi khutbah, buku tersebut juga ditempeli logo-logo sponsor. Semuanya dari brand lokal. Dari toko buku, toko seragam sekolah, produk-produk pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM), dan lainnya.   

Buku khutbah Salat Id tersebut dijual dengan tarif "infaq". Hal ini mendorong pembeli untuk memberi lebih dari biaya cetak buku pada umumnya.

Bukan hanya sebelum salat orang-orang membeli buku khutbah salat Id, pada saat ceramah berlangsung, ada petugas yang berkeliling menawarkan buku tersebut.  Bagi mereka yang tertarik bisa membelinya on the spot.

***

Ilustrasi:KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo
Ilustrasi:KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo

Ketika telah menikah, saya tidak lagi salat Id di Taman Bungkul. Paling sering salat Id Jalan Kapasan, Surabaya. Tepat di depan Pasar Kapasan dan Kompleks Sekolah Muhammadiyah Kapasan.

Yang menyelenggarakan salat Id di Jalan Kapasan adalah Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kecamatan Simokerto. Aktivitas tersebut telah dilakukan bertahun-tahun.

Di tempat ini juga disediakan buku khutbah salat Id. Modelnya hampir sama dengan yang dijual di Taman Bungkul. Yang agak beda hanya terdapat laporan donatur, sumbangan, dan keberadaan amal usaha milik Muhammadiyah.

Belakangan, penjualan buku khutbah Salat Id di Jalan Kapasan sering tidak ajeg. Kadang menyediakan, tapi yang sering justru sebaliknya. Selain melengkapi koleksi, juga keinginan untuk belajar agama lebih meningkat.

Dari buku khutbah Salat Id itu, saya sering mendapat pengetahuan dan pelajaran baru. Beberapa artikel yang saya tulis kerap kali mengutip dari buku khutbah tersebut.

Sekarang, saya hampir tak pernah menyaksikan ada yang menjual naskah khutbah Salat Id. Beberapa kali saya Salat Id di beberapa tempat, tidak ada yang menyediakan.

Barangkali buku semacam itu sudah dianggap ketinggalan zaman. Tidak keren. Karena era digitalisasi menyajikan kemudahan, cepat, dan tak berbayar. Cukup menggunakan gadget.

Namun, bagi saya, buku khutbah salat Id tetap penting. Saya justru memimpikan bagaimana bisa mengemas buku khutbah salat Id lebih baik. Yang disajikan dengan penataan cover, layout, foto, dan memberi sentuhan info grafisnya yang lebih menarik. (agus wahyudi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun