Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Nugroho Mardiyanto, Eks Bek Persebaya, Kini Merintis Jadi Pelatih

21 Maret 2021   14:34 Diperbarui: 21 Maret 2021   14:46 2401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nugroho Mardiyanto. foto:dok/pshw

Tahun 2001, Nugroho mengikuti seleksi Persebaya Junior. Hasilnya, dia terpilih masuk skuad utama. Selama dua tahun Nugroho membela Persebaya Junior. Dia selalu menjadi line up. Nugroho juga ikut mengantarkan klub berjuluk Bajul Ijo itu menjadi juara.  

Penampilan Nugroho yang lugas, keras, dan spartan menjadikan dirinya direkrut Persebaya. Nugroho berhasil memperoleh kepercayaan Jacksen F. Tiago (pelatih Persebaya saat itu) masuk ke skuad senior. Bersama pemaian-pemain hebat, di antaranya Bejo Sugiantoro, Mursyid Effendi, Anang Ma'ruf, dan Nova Arianto. Nama-nama yang saya sebutkan itu pernah mengisi skuad Timnas Indonesia.

Selama di Persebaya, Nugroho Mardiyanto mengenakan nomor punggung 25, sebelum ia akhirnya lebih dikenal sebagai pemain dengan langganan nomor 4 selama memerkuat skuad Bajol Ijo.

Soal nomor punggung 4 itu, cerita Nugroho, sebelumnya dipakai Yeyen Tumena. Namun karena kala itu manajemen Persebaya belum tahu Yeyem masih bertahan dan memakai nomor 4 lagi, jadinya Nugroho memilih nomor yang tersedia. Nugroho memang tak pernah memermasalahkan nomor punggung. Karena baginya yang terpenting adalah bermain fokus dan memenangkan setiap pertandingan untuk Persebaya.

Bermain di Persebaya benar-benar jadi berkah buat Nugroho. Pasalnya, dia bisa belajar dan menimba pengalaman dari para seniornya yang kala itu karirnya lagi moncer-moncernya. Mereka termasuk jajaran pemain belakang terbaik Indonesia.  

Menurut Nugroho, para punggawa senior Persebaya tidak pernah pelit ilmu. Mereka biasa berbagi dan memberi masukan kepada dirinya. Seperti Bejo Sugiantoro, pemain yang dihormati oleh rekan-rekan setimnya. Bejo yang pendiam, menjadi panutan pemain-pemain muda. "Semua sungkat dengan Kaji Bejo," cetus Nugroho.  

Pun dengan Mursyid Effendi. Dia dikenal pemain senior yang ramah, grapyak (suka bergaul) dan suka sering guyon. Mursyid juga dikenal loman (suka memberi) bila ada rezeki. Bukan hanya kepada pemain, tapi juga orang-orang di sekitar lingkungan Mes Persebaya.

Nugroho juga merasa beruntung karena bisa mendapat pelajaran dan pengalaman dari pelatih-pelatih hebat yang pernah menangani Persebaya. Di antaranya Jacksen F. Tiago, Freddy Muli, Danurwindo, Rudy Keltjes, dan Aji Santoso.

Salah satu pelatih yang berkesan bagi Nugroho adalah Freddy Muli. Kata dia, Freddy sangat gila dengan latihan fisik. Kalau melatih, Freddy bisa habis-habisan dalam soal fisik. Belakangan, Nugroho menyadari jika latihan fisik yang keras itu bisa membentuk karakter ngeyel dan kuat sebagai pemain sepak bola.

"Saya sangat termotivasi. Banyak yang saya dapatkan dari Persebaya. Rumah, mobil, dan semua fasilitas. Saya juga bisa tur ke luar negeri bersama Persebaya di Korea, Thailand, dan Vietnam," aku dia.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun