Â
Pemerataan Infrastruktur
Bonus demografi memang menjadi kesempatan emas. Namun, di sisi lain, kondisi tersebut juga menjadi tantangan. Guna mempersiapkan penduduk usia produktif berkualitas tinggi, pemerataan jaringan internet di Indonesia bisa dijadikan stimulus.
Fajar Haribowo menuturkan, isu terkait layanan internet di Indonesia sebenarnya bukan pada kecepatan akses seperti yang saat ini diangkat oleh beberapa penyedia layanan akses broadband, melainkan pemerataan akses dan kesetaraan layanan untuk masyarakat.
"Ini memang bukan hanya tugas pemerintah. Kami mendorong para provider mau dan mampu melakukannya. Saya kira dengan semangat gotong royong, pemerataan infrastruktur internet di daerah pasti bisa diwujudkan," ujar Fajar.
Fajar yakin, kalau para provider tidak berinvestasi lebih awal di daerah, mereka akan ketinggalan. Dia mengaku sangat mengapresiasi Telkom dengan Indihome-nya. Yang memiliki jangkauan luas dan merata. Bisa diakses di semua daerah di Indonesia.
"Kalau dibayangkan hari ini, apa sih untungnya ngurusi market yang seperti itu. Tapi jangan mengecilkan hal itu. Karena potensi di daerah bisa terpacu ketika orang-orang di usia produktif itu kemudian mampu melihat potensinya dan mampu mengkomunikasikan keluar melalui internet," jelas dia..
Menurut Fajar, ketika potensi di daerah bertimbuh, usaha berkembang, brand awarness pertama ya pasti provider yang lebih awal. Dia menuturkan, ada dua hal yang menjadi catatan. Yakni, tanggung jawab sosial ikut membangun negeri ini dengan mempersiapkan generasi berkualitas, tapi ke depannya mereka pasti mendapat manfaat.
"Jangan hanya Indihome yang gencar membangun infrastruktur di daerah, sementara provider-provider lain hanya bergerak di kota besar. Apalagi cuma di Jawa saja," kata dia.
Rizal Zulkarnen menuturkan, di Indonesia ada lima provider yang terbesar untuk fixed broadbrand. Tapi internet juga ada dari operator cellular broadband.
Jika ditanya, apakah penduduk Indonesia sudah terlayani internet? Dia menyawan iya. Hanya yang terbesar dari cellular broadband. Hasil survei eBC, smartphone menjadi perangkat yang paling banyak digunakan mengakses internet di rumah, yakni 99,2%. Disusul laptop/notebook (35%), desktop PC (23%), Smart TV (16,4%), dan tablet PC (12,7%).