Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Internet, Pengangguran, dan Bonus Demografi

12 Maret 2021   17:53 Diperbarui: 12 Maret 2021   18:12 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi foto:mobileeurope.co.uk

Rizal Zulkarnaen menjelaskan, bonus demografi sangat ditentukan besaran usia produktif dan erat kaitannya dengan rasio dependensi atau angka ketergantungan. Di mana, usia produktif menganggung beban usia non produktif.

Untuk mendapatkan angka ketergantungan tersebut dengan menempatkan jumlah penduduk usia non produktif dibagi usia produktif dikalikan seratus. Untuk hasil yang baik, angka ketergantungan harus di bawah 50. 

"Tahun 2020, rasio dependensi kita sebesar 41. Lebih bagi dari tahun 2010 yang rasio dependensinya di lebih dari 50. Ini fase penting memasuki masa-masa memasuki bonus demografi," tutur Rizal

Angka angkatan kerja masih didominasi penduduk usia produktif yang lulusan setara SMP yang angkanya 63 persen. Lulusan SLTA 20 persen dan  perguruan tinggi 13 persen.

"Ini menjadi tantangan bagi pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan. Pemerintah juga harus bisa mendorong mereka untuk tidak mencari tapi membuka lapangan pekerjaan," saran Rizal.

Dari fakta tersebut, Rizal meyakini jika pemanfaatan internet bisa menjadi instrumen penting untuk mendukung sekaligus menekan angka pengangguran.

Soal itu juga mendapat perhatian Fajar. Kata dia, internet jadi semacam sarana pemerataan akses terhadap pendidikan dan kesehatan. Dia menyebut konsultasi kesehatan online di masa pandemi mengalami peningkatan siginifikan. Begitu juga dengan konsultasi pendidikan

"Saya membayangkan jika kebutuhan pemerataan tenaga kesehatan di daerah tertinggal, terluar, terdepan, dan terpinggirkan, jangan-jangan bisa tersolusikan dengan pemanfaatan internet ini," papar Fajar.

Dia lalu menjelaskan, masyarakat yang tinggal di daerah bisa bertanya langsung dengan dokter di Jawa tentang penyakit tanpa harus menunggu kunjungan dokter.

"Hanya sekarang problemnya pada akses. Makanya, sangat penting mendorong internet service provider melakukan pemerataan akses di daerah," kata dia.

Ilustrasi foto:antara
Ilustrasi foto:antara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun