Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Mus Mulyadi, The King of Keroncong, dan Kenangan Ngamen di Tunjungan

8 Februari 2021   21:22 Diperbarui: 9 Februari 2021   12:15 6741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyanyi keroncong Mus Mulyadi (Dok. Musica via kompas.com)

foto:haibunda.com 
foto:haibunda.com 

Pindah Jakarta

"Kalau boleh memilih, rasanya saya kepingin kembali ke Surabaya. Tapi karena urusan pekerjaan, itu rasanya tidak mungkin," ucap Cak Mus saat saya ajak ngobrol, suatu sore.

Cak Mus selalu kangen Surabaya. Makanya, dia selalu senang bila ada tawaran manggung di Surabaya. Surabaya, bagi Cak Mus, adalah kota paling nostalgik. Seperti lagu Rek Ayo Rek yang hits era 70-an. Setiap menyanyikannya, Cak Mus acap teringat masa lalu. Saat bekerja menjadi pelayan toko di Jalan Tunjungan, 1967-1970.

Kala itu, Cak Mus sangat menikmati hidupnya. Pagi kerja, pulang sore, lalu malam jalan-jalan. Kebetulan, rumah Cak Mus tak jauh dari Jalan Tunjungan, yakni di Kedung Anyar V/37, Surabaya. "Kalau jalan kira-kira 200 meter saja."

Kata Cak Mus, Jalan Tunjungan saat itu ramai dan padat. Tapi jangan salah, ramainya bukan karena macet. Banyak orang ingin melepas kepenatan, bersantai, sekaligus berelaksasi bersama keluarga. Dalam lagu Rek Ayo Rek disebut ngumba moto (cuci mata). 

Kata Cak Mus, banyak toko di Tunjungan yang melegenda. Seperti Sarinah, Toko Nam, Siola, dan Metro. Toko-toko itu punya karakteristik bangunan yang artistik. Kalau dipandang bikin mata nggak sepet (sumpek).

"Lek mlaku-mlaku nang Tunjungan ndisik paling sip. Dalane resik, toko-tokonya yo apik (kalau jalan-jalan di Tunjungan dulu paling asyik. Jalannya bersih, toko-tokonya juga bagus)."

Tiap malam minggu, Cak Mus bersama anak-anak Kampung Kedung Anyar kerap ngamen di Tunjungan. Bareng teman-teman sekampungnya. Cak Mus juga memelopori pembentukan orkes melayu. Setiap bulan puasa, orkes melayu itu berubah jadi orkes patrol. Ikut membangunkan warga kampung untuk makan sahur.

Awal keluarganya masih tinggal di Surabaya, Cak bisa mengatur hidup, bekerja di Jakarta dan tinggal di Surabaya. Cak Mus berada di Jakarta untuk memenuhi jadwal main dan rekaman grup band Favorit. Di Surabaya, Cak Mus tinggal di Jalan Ngagel Madya 71.

Tahun 1982, Cak Mus bersama istrinya, Helen Sparingga, dan dua anaknya, Irene Patricia Melati dan Erick Rinanda Hariado, berlibur ke Jakarta. Di sana, mereka menginap di hotel kawasan Menteng. Selama di Jakarta, Cak Mus mengajak keluarganya mengunjungi Dufan, Ancol, Taman Mini, Kebun Binatang Rangunan, dan lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun