Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Mus Mulyadi, The King of Keroncong, dan Kenangan Ngamen di Tunjungan

8 Februari 2021   21:22 Diperbarui: 9 Februari 2021   12:15 6741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyanyi keroncong Mus Mulyadi (Dok. Musica via kompas.com)

Rezeki datang tanpa diduga. Cak Mus ditemui perwakilan event organizer (EO). Dia gak ingat nama EO-nya. Singkat cerita, EO itu punya jadwal show di Bali. Artis yang ditampilkan Titik Sandhora dan Muchsin Alatas. Karena Muchsin sakit, Cak Mus diminta menggantikan Muchsin.

"Wah, itu berat. Tetapi, panitianya memaksa. Saya takutnya dilempari orang. Akhirnya, puji Tuhan, orang ternyata senang dengan penampilan saya."

Tiga bulan kemudian, rekaman yang dilakukan di Singapura beredar di Indonesia. Bak meteor, album Cak Mus itu menggegerkan dunia permusikan di Indonesia. Banyak produser di Indonesia kaget. Kok ada Mus Mulyadi? Siapa dia? Orang-orang lalu ingat, oh Mulyadi yang dulu rekaman dengan Arista Birawa.

Gayung bersambut, perusahaan rekaman Golden Hand mengontraknya dua tahun. Cak Mus rekaman solo di Remaco. Diiringi kelompoknya A Riyanto dari Empat Nada Band, 1971. A Riyanto kemudian mengajaknya bergabung dengan Empat Nada Band. Terbentuklah Favorit Band. Mereka lalu rekaman di Musica. Lahirlah lagu Cari Kawan Lain, Angin Malam, Seuntai Bunga Tanda Cinta, dan Nada Indah.

Album Favorit meledak. Cak Mus lantas dibikinkan lagu Jawa oleh Is Haryanto. Judulnya, Rek Ayo Rek. Semula, Cak Mus ogah-ogahan. Merasa berjiwa muda.

"Saya barusan membawakan lagu Mawar Berduri, masak mesti nyanyi lagu Jawa. Malu saya. Saya terus dipaksa oleh yang mengontrak saya, ya akhirnya saya mau. Ternyata lagu Jawa itu laku. Saya kemudian diminta menyanyikan lagu keroncong."

Cak Mus mengaku hanya tahu lagu keroncong kira-kira 60 persen saja. Ia tidak tahu keroncong yang benar itu bagaimana. Untuk menambah wawasan, dia membaca buku-buku keroncong.

"Musiknya ini seperti almarhum Mas A Riyanto kan enggak tahu keroncong itu bagaimana? Stambul dua itu bagaimana? Langgam itu bagaimana? Akhirnya, waktu show saya nyanyikan lagu Dewi Murni dan enggak karuan. Dewi Murni itu interlude-nya kan kepanjangan, terus saya potong. Sebetulnya lagu keroncong tidak ada break, tetapi Dewi Murni itu saya break."

Begitu rekaman Dewi Murni keluar, orang-orang keroncong marah-marah. Gegara Cak Mus pakai break. Cak Mus dianggap merusak "pakem". Sebab, biasanya, penyanyi keroncong menggunakan suara palsu. Sedang Cak Mus menyanyikan keroncong dengan suara beneran. "Saya bilang, saya nyanyi keroncong pop."

Tak dinyana, keroncong pop ala Cak Mus meledak. Kasetnya laku keras. Bahkan, mereka yang dulu marah-marah mulai meniru. Semua keroncong di-break. Tanpa sadar, Cak Mus mendapat julukan baru: buaya keroncong. Saat show ke luar negeri seperti Belanda atau Amerika, ia dijuluki The King of Keroncong.

foto:indolawasblogspot.com
foto:indolawasblogspot.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun